“Saya benar-benar minta maaf... terutama kepada pihak sekolah, para orang tua, serta masyarakat luas atas keributan ini,” ucapnya dengan suara bergetar.
Arlin kemudian menjelaskan alasannya yang memilukan. Ia mengungkapkan bahwa Adella sangat merindukan sosok ayahnya yang sudah lama pergi dari kehidupan mereka. Sang ibu hanya ingin sang ayah kembali agar Adella bisa bertemu kembali dengannya.
Walaupun Arlin telah mengakui kesalahannya dan berulang kali meminta maaf, reaksi masyarakat justru berubah menjadi amarah dan kekecewaan. Banyak yang merasa dibohongi secara emosional.
Baca Juga: Diduga Dicuri Saat Tidur, Uang Puluhan Juta dan Emas Milik Warga SAD Hilang di RSUD Hamba Muara Bulian
Komentar-komentar netizen pun membanjiri media sosial, menunjukkan kekecewaan mereka.
"Ampun deh, kita sampai susah tidur, berdoa sambil menangis, ternyata semua ini hanya rekayasa. Sakit hati banget," tulis seorang warganet.
"Seluruh sekolah di Cinere sampai geger gara-gara ini," kata yang lain.
Ada pula yang merasa khawatir soal kepercayaan ke depannya, "Kalau nanti ada kasus hilang beneran, jangan-jangan orang malah jadi nggak percaya lagi."
Baca Juga: Diduga Dicuri Saat Tidur, Uang Puluhan Juta dan Emas Milik Warga SAD Hilang di RSUD Hamba Muara Bulian
Kasus ini kini menjadi sorotan tajam, memunculkan pertanyaan besar tentang dampak sosial dari tindakan semacam itu. Bukan hanya menguras emosi publik, tetapi juga berisiko menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap laporan kehilangan anak di masa depan.
Sebagai tambahan informasi, menurut pakar psikologi forensik, kejadian semacam ini bisa menyebabkan trauma kolektif, di mana masyarakat menjadi lebih skeptis terhadap kejadian serupa. Dalam jangka panjang, ini dapat menghambat upaya cepat dalam menangani kasus kehilangan yang benar-benar terjadi.
Pihak kepolisian juga mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati dan tidak dengan mudah mempermainkan laporan yang berkaitan dengan keselamatan anak, mengingat sensitivitas dan dampaknya yang begitu besar.