Menanggapi isu bahwa proyek IKN berisiko terbengkalai, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), menegaskan bahwa pembangunan ibu kota baru merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan proses matang dan tidak bisa diselesaikan dalam waktu singkat.
"Ini bukan proyek kecil. Memindahkan ibu kota negara membutuhkan perencanaan yang sangat matang, bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam waktu singkat," ungkap Jokowi dalam wawancara bersama Najwa Shihab di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, yang dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab pada Kamis, 13 Februari 2025.
Baca Juga: Gaji Pas-Pasan? Lupakan Mobil, di 5 Negara Ini Hanya Miliarder yang Mampu!
Ia juga mengakui bahwa anggaran pembangunan IKN turut dipengaruhi oleh prioritas lain, seperti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun, ia memastikan bahwa proyek tetap berjalan dan diproyeksikan akan memakan waktu 10 hingga 20 tahun.
Lebih lanjut, Jokowi menjelaskan bahwa pemindahan ibu kota bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan yang selama ini terpusat di Pulau Jawa. Dengan sekitar 56 persen populasi Indonesia berada di Pulau Jawa, daya dukung wilayah tersebut semakin terbatas.
"Sebagian besar aktivitas ekonomi dan pemerintahan masih berpusat di Jawa, padahal kapasitasnya semakin terbatas. Oleh karena itu, pemindahan ibu kota bertujuan menciptakan keseimbangan baru," tambahnya.
Sebagai perbandingan, Jokowi mencontohkan konsep pemisahan ibu kota politik dan pusat ekonomi seperti yang diterapkan di Amerika Serikat dengan Washington D.C. dan New York.
Baca Juga: Mirip Alien! 5 Makhluk Laut yang Punya Penampilan Tak Masuk Akal
Dengan berbagai langkah yang telah dirancang, pemerintah optimistis bahwa pembangunan IKN dapat berjalan lancar dan sesuai dengan tujuan awal sebagai ibu kota masa depan Indonesia.