Baca Juga: Bupati dan Wakil Bupati Muaro Jambi Disambut Hangat Usai Mengikuti Retreat Kepala Daerah di Akmil MagelangAktivis lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Riza Mahendra, menyebut bahwa pembangunan vila dan resor yang terus meningkat di kawasan Puncak dapat memperburuk risiko bencana.
“Lahan hijau semakin berkurang karena pembangunan yang masif. Ketika hujan deras turun, air tidak dapat terserap dengan baik sehingga langsung mengalir deras ke pemukiman warga,” kata Riza.
Tak hanya itu, WALHI juga mencatat bahwa alih fungsi lahan di beberapa daerah sekitar Puncak Bogor semakin memperburuk daya dukung lingkungan. Sejumlah sungai yang sebelumnya menjadi jalur alami air kini menyempit atau bahkan tertutup akibat pembangunan infrastruktur.
Kondisi Terkini dan Upaya Pemulihan
Saat ini, banjir di beberapa titik telah mulai surut, namun dampak kerusakan yang ditinggalkan cukup besar. Sejumlah rumah warga mengalami rusak berat, sementara akses jalan di beberapa lokasi masih tertutup material longsor.
Baca Juga: Sambut Gubernur dan Wagub Periode 2025-2030, Al Haris: Kami Bawa Banyak Pembelajaran dari Retreat Magelang
Pemerintah daerah mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan bencana susulan. Selain itu, BPBD juga meminta agar warga yang tinggal di daerah rawan longsor segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Di tengah bencana ini, muncul pula desakan dari berbagai pihak agar pemerintah segera mengambil langkah tegas dalam menjaga ekosistem Puncak Bogor. Perbaikan tata ruang serta reboisasi di wilayah yang mengalami deforestasi dianggap menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa mendatang.
“Kalau tidak ada kebijakan yang serius untuk menjaga lingkungan, kejadian seperti ini akan terus terulang,” pungkas Riza.