Baca Juga: Geger! Ayu Aulia Bongkar Pesan Instagram Lisa Mariana ke Ridwan Kamil, Ada Bukti Mengejutkan?Meskipun kisah ini mencengangkan dan tampak berhasil, para ahli menekankan bahwa apa yang dilakukan Angus bukanlah sesuatu yang boleh ditiru sembarangan.
Puasa ekstrem semacam ini memiliki risiko tinggi, termasuk gangguan metabolisme, kehilangan massa otot, hingga potensi kegagalan organ jika tidak diawasi tenaga medis yang kompeten.
Setelah berpuasa selama lebih dari setahun, tubuh Angus berada dalam kondisi sangat sensitif.
Proses mengembalikan pola makan dilakukan perlahan-lahan agar sistem pencernaannya tidak terkejut atau mengalami sindrom refeeding—kondisi berbahaya yang dapat terjadi ketika seseorang yang kelaparan mulai makan kembali secara mendadak.
Angus Barbieri wafat pada tahun 1999 di usia 51 tahun, namun kisah hidupnya tetap dikenang dan menjadi salah satu rekor dunia yang belum terpatahkan hingga kini. Studi medis mengenai puasa terpanjang dalam sejarah manusia ini masih digunakan dalam literatur ilmiah hingga hari ini.
Baca Juga: Viral Potret Lebaran Keluarga Andre Rosiade, Pratama Arhan Tak Hadir? Ini Penjelasan Lengkapnya
Dalam era modern, di tengah maraknya diet ketat dan tren intermittent fasting, kisah Angus menjadi pengingat penting bahwa penurunan berat badan ekstrem bukanlah solusi ajaib, melainkan perjalanan penuh risiko yang membutuhkan dukungan medis dan pendekatan ilmiah.