Kesehatan

Benarkah Konsumsi Protein Berlebihan Berbahaya? Ini Fakta yang Diungkap Penelitian

0

0

matajambi |

Sabtu, 16 Agu 2025 11:58 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Ilustrasi sesorang sedang diet - (freefik)

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COMProtein dikenal sebagai salah satu makronutrien penting selain karbohidrat dan lemak.

Zat gizi ini memiliki peran vital dalam menjaga fungsi tubuh manusia, mulai dari transportasi oksigen, memperkuat sistem kekebalan, mengirim sinyal saraf, hingga mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan.

Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah mengonsumsi protein terlalu banyak bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan?

Mengutip laporan Healthline, kebutuhan protein setiap individu tidak bisa disamaratakan.

Baca Juga:

Kenapa Koin Punya Garis di Tepi? Ternyata Ada Sejarah Panjang yang Mengejutkan

Faktor yang memengaruhi antara lain berat badan, usia, tingkat aktivitas fisik, komposisi tubuh yang diinginkan, hingga kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Menurut standar Recommended Dietary Allowance (RDA), kebutuhan protein harian setara 0,8 gram per kilogram berat badan.

Artinya, seseorang dengan berat badan 60 kilogram memerlukan sekitar 48 gram protein per hari.

Meski demikian, para pakar menegaskan bahwa orang dengan aktivitas fisik lebih tinggi membutuhkan asupan yang lebih besar.

Baca Juga:

Bupati Fadhil Arief Kukuhkan Paskibraka 2025, Dorong Pemuda Batang Hari Jadi Generasi Tangguh

Beberapa organisasi kesehatan bahkan merekomendasikan 1,2 hingga 2 gram protein per kilogram berat badan per hari, khususnya untuk mereka yang rutin berolahraga.

Atlet, ibu hamil, ibu menyusui, lansia, serta pasien dengan kondisi medis tertentu juga memerlukan protein lebih banyak.

Sebagai contoh, kebutuhan protein ibu hamil ditetapkan sekitar 1,1 gram per kilogram berat badan.

Kekhawatiran yang sering muncul adalah risiko diet tinggi protein terhadap kesehatan ginjal, jantung, maupun tulang. Namun, sejumlah penelitian justru menunjukkan fakta berbeda.

Baca Juga:

Lewat Festival Layang-Layang, WALHI Jambi Gaungkan Penolakan Stockpile Batu Bara PT SAS

Sebuah studi besar yang melibatkan lebih dari 12 ribu orang dewasa menemukan tidak ada hubungan antara konsumsi protein baik hewani maupun nabati dengan peningkatan risiko penyakit jantung.

Penelitian pada 2020 juga tidak menemukan kaitan antara asupan protein tinggi dengan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.

Bahkan, analisis terbaru tahun 2023 menegaskan hal serupa untuk risiko stroke dan kematian akibat gangguan jantung.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER