MATAJAMBI.COM - Belakangan ini, publik ramai memperbincangkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mendapatkan kritik pedas dari seorang remaja berinisial AC.
Kritik tersebut berkaitan dengan kebijakan kontroversial penghapusan acara wisuda di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Jabar.
Dalam sebuah pertemuan dengan warga terdampak proyek penggusuran di Jawa Barat, Dedi mengadakan dialog terbuka, yang turut dihadiri oleh AC. Momen ini kemudian viral setelah potongan videonya beredar luas di media sosial.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube Dedi Mulyadi Channel, AC dengan suara lantang menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai larangan wisuda itu merampas kesempatan anak-anak dan orang tua untuk merayakan hasil perjuangan di dunia pendidikan.
Baca Juga: Mohamed Salah Pecahkan Rekor! Liverpool Juara Liga Inggris 2024-2025 Usai Kalahkan Tottenham 5-1!
"Acara wisuda itu adalah bentuk penghargaan atas kerja keras para siswa," ujar AC, dikutip Senin, 28 April 2025.
"Kenapa harus dilarang? Bukankah seharusnya pendidikan itu dirayakan, bukan dibatasi?" tambahnya penuh emosi.
Menanggapi pernyataan AC, Dedi Mulyadi tampak terkejut. Ia mengungkapkan bahwa banyak orang tua dari kalangan ekonomi bawah justru mengeluhkan beban biaya tambahan seperti acara wisuda dan study tour yang dianggap memberatkan.
"Banyak warga kita yang sudah susah payah bertahan hidup, bahkan rumahnya di bantaran sungai, tapi anaknya masih dibebani biaya wisuda hanya demi gengsi," kata Dedi kepada AC dalam diskusi tersebut.
Baca Juga: MTQ ke-54 Resmi Dibuka! Bupati Batanghari Ingatkan Bahaya Judi Online untuk Generasi Muda
Dedi menekankan bahwa tujuan utama kebijakan itu adalah untuk meringankan beban masyarakat kecil, bukan untuk menghapus momen penting secara emosional. Menurutnya, pendidikan yang sejati bukan dilihat dari seremoni, melainkan dari hasil dan nilai yang diperjuangkan.
Sebagai catatan, ini bukan pertama kalinya Dedi Mulyadi mendapat sorotan soal kedekatannya dengan dunia pendidikan. Pada tahun 2022, Dedi juga sempat viral setelah membantu seorang remaja berinisial A di Jawa Barat.
Dalam video lain di kanal YouTube pribadinya, Dedi terlihat memberikan perlengkapan sekolah seperti sepatu, tas, dan seragam kepada remaja tersebut sebagai bentuk apresiasi atas kegigihannya untuk tetap bersekolah meski harus berjualan mie goreng.
Saat menerima bantuan itu, remaja A tak kuasa menahan air mata. Ia mengaku harus berjualan setiap hari demi mengumpulkan uang untuk membeli keperluan sekolahnya.