Sayangnya, kebiasaan ini bisa membawa risiko serius. Telur mentah berpotensi mengandung bakteri Salmonella, terutama jika tidak berasal dari peternakan dengan kontrol kualitas yang ketat.
Baca Juga: Bejat! Oknum Guru SD di Sabu Raijua Diduga Lecehkan 24 siswanya sendiri Saat Jam Pelajaran
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), infeksi Salmonella dapat menimbulkan gejala seperti mual, diare, muntah, demam tinggi, hingga kram perut yang parah.
Kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit autoimun bisa mengalami komplikasi yang lebih berat.
Alternatif sehatnya adalah dengan merebus telur hingga matang sebelum ditambahkan ke mi instan agar aman dikonsumsi.
3. Mi Instan dengan Keju Berlebihan: Tinggi Lemak, Tinggi Garam, Tinggi Risiko
Tren menambahkan keju mozarella leleh atau saus keju creamy ke dalam mi instan tengah naik daun, terutama di media sosial. Sayangnya, perpaduan ini menyimpan kandungan natrium dan lemak jenuh dalam kadar yang mengkhawatirkan.
Baca Juga: Terkuak! Alasan 1 Juni Jadi Hari Lahir Pancasila, Begini Kisah SejarahnyaSatu porsi mi instan dengan tambahan keju bisa mengandung lebih dari 1.500 mg natrium hampir mendekati batas maksimum asupan harian menurut WHO, yaitu 2.000 mg.
Tak hanya itu, lemak jenuh dari keju olahan dapat memicu penumpukan plak di pembuluh darah, yang berujung pada peningkatan risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Cara Menyantap Mi Instan yang Lebih Sehat
Meski tidak dilarang, konsumsi mi instan sebaiknya dibatasi maksimal dua kali dalam seminggu.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), mi instan bisa dikonsumsi dengan lebih sehat apabila ditambah sayuran segar seperti sawi, wortel, atau brokoli, serta protein sehat seperti tahu, tempe, ayam rebus, atau telur rebus matang.
Baca Juga: Tragis! ASN Tanjab Timur Tewas Seketika, Mobil Innova Hancur Usai Tabrak Truk Batu Bara di Muaro Jambi
Langkah kecil seperti menghindari kombinasi yang tidak sehat dan memperkaya isi mi instan dengan bahan bergizi bisa memberikan dampak besar dalam jangka panjang terhadap kesehatan.
Mi instan memang praktis dan lezat, tetapi cara kita menyantapnya menentukan apakah makanan ini menjadi teman atau ancaman bagi tubuh.