MATAJAMBI.COM – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat penurunan drastis aktivitas judi online (judol) di Indonesia.
Pada periode April hingga Juni 2025, total transaksi judi digital anjlok lebih dari 70 persen, setelah PPATK mengambil langkah tegas dengan memblokir ribuan rekening yang terindikasi terlibat dalam aliran dana ilegal, termasuk rekening yang sudah lama tidak aktif atau dormant.
Sebelum diblokir, jumlah total deposit terkait judi online sempat menembus angka Rp 5 triliun. Namun setelah kebijakan itu diterapkan, nilainya merosot menjadi hanya sekitar Rp 1 triliun.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana, melalui akun Instagram resmi lembaga tersebut pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Baca Juga: Viral di Medsos, Pria Diduga Polisi Intimidasi Pengendara Mobil, Begini Kejadiannya
“Ini bukan sekadar angka di layar. Ini bukti nyata bahwa intervensi kami efektif dalam menekan sirkulasi dana haram,” ujar Ivan.
Ivan menegaskan bahwa pemblokiran rekening dormant bukanlah bentuk penyitaan, melainkan langkah preventif untuk mencegah potensi penyalahgunaan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Menurutnya, dana yang ada tetap aman dan berada di bawah perlindungan lembaga keuangan, bukan diambil alih negara.
“Dana masyarakat tidak hilang. Justru sedang dijaga agar tidak jatuh ke tangan yang salah,” ungkap Ivan dalam pernyataan tertulis, Rabu, 30 Juli 2025.
Baca Juga: Momen Haru DJ Panda Datangi RS untuk Temui Baby Andrew, Tapi Ditolak Erika Carlina!
PPATK mengidentifikasi ribuan rekening dormant yang selama bertahun-tahun tidak aktif namun ternyata terhubung dengan berbagai praktik ilegal seperti jual beli rekening, peretasan data perbankan, dan pencucian uang.
Bahkan, lebih dari 140 ribu rekening tidak digunakan selama lebih dari satu dekade, dengan total dana mencapai Rp 428,61 miliar.
Sejak Mei 2025, PPATK telah membuka blokir terhadap lebih dari 30 juta rekening dormant. Proses ini dilakukan setelah melalui serangkaian analisis data, termasuk konfirmasi kepada bank terkait alasan di balik inaktivitas rekening tersebut.
“Banyak dari rekening itu sengaja dibiarkan tidak aktif karena digunakan sebagai tabungan jangka panjang,” jelas Ivan dalam wawancara bersama kanal YouTube Hersubeno Point, Jumat, 1 Agustus 2025.