Hukum

Geger! Pria di Merangin Bunuh Istri Pakai Benda Tumpul, Lalu Minum Racun dan Tikam Diri

0

0

matajambi |

Jumat, 08 Agu 2025 14:12 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MERANGIN, MATAJAMBI.COM – Suasana tenang di kawasan kebun kopi Desa Koto Rami, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Jambi, mendadak berubah mencekam setelah warga digegerkan dengan penemuan jenazah seorang perempuan muda yang ternyata tewas akibat penganiayaan oleh suaminya sendiri.

Peristiwa memilukan itu terjadi pada Kamis siang, 7 Agustus 2025. Korban diketahui bernama Wena Liati (21), seorang pendatang asal Bengkulu Selatan.

Ia ditemukan sudah tak bernyawa dengan luka parah di bawah pondok tempat tinggalnya, yang berada di tengah kebun kopi. Pelaku tak lain adalah suaminya, Rezan Satriawan (21).

Berdasarkan keterangan warga sekitar, insiden bermula saat terdengar suara cekcok hebat dari arah pondok pasangan suami istri tersebut sekitar pukul 13.30 WIB.

Baca Juga: Cara Membuat Sayur Sop Enak dan Gurih: Pakai Bumbu Tradisional atau Instan?

Tak lama setelahnya, warga menemukan Wena dalam kondisi tergeletak tak bernyawa, dengan luka di bagian kepala yang diduga akibat hantaman benda tumpul.

Tak jauh dari jasad korban, Rezan ditemukan dalam keadaan sekarat dan tidak sadarkan diri. Ia segera dievakuasi ke Klinik Ona di Desa Persiapan Sungai Tebal.

Pihak medis menyebutkan bahwa Rezan diduga kuat mencoba bunuh diri usai membunuh istrinya. Ia meminum racun berwarna hijau, melukai dirinya dengan senjata tajam, dan bahkan memukul kepalanya sendiri menggunakan benda keras.

Setelah menjalani perawatan intensif, sekitar pukul 17.59 WIB, Rezan sadar dan akhirnya mengakui perbuatannya kepada polisi.

Baca Juga: Waspada! Kotak Amal Diduga Milik Yayasan NII Beredar di Warung dan Toko Batang Hari

Ia mengaku nekat menganiaya sang istri karena terlibat konflik rumah tangga, tanpa ada campur tangan pihak ketiga. Saat mengetahui sang istri tak bernyawa, ia mengaku panik dan berusaha mengakhiri hidupnya.

Penjabat Kepala Desa Koto Rami, Widiastuti, menjelaskan bahwa pasangan tersebut merupakan pendatang dari Bengkulu yang sudah tiga musim tinggal di wilayah itu untuk mengurus kebun kopi milik warga. Namun, mereka tidak pernah melapor atau mendaftarkan diri ke perangkat desa.

"Kami benar-benar tidak tahu mereka tinggal di situ. Baru tahu setelah kejadian ini terjadi," ungkap Widiastuti.

Evakuasi korban sempat terkendala karena lokasi kejadian berada di pedalaman kebun yang memerlukan waktu tempuh sekitar satu jam dari pusat desa.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER