Jika gejala ini muncul, cobalah menilai kembali alasan bertahan di tempat kerja. Tidak hanya soal pencapaian, kenyamanan dan lingkungan kerja yang mendukung juga bisa menjadi pertimbangan positif.
5. Membatasi beban kerja
Diskusikan permasalahan dengan HRD atau atasan jika pekerjaan terasa memberatkan. Prioritaskan tugas yang paling penting dan hindari multitasking berlebihan. Jangan ragu meminta bantuan bila tanggung jawab terlalu banyak.
Selain itu, buatlah batasan waktu kerja yang jelas. Hindari kebiasaan lembur tanpa henti agar tetap punya waktu untuk kehidupan pribadi.
6. Terapkan gaya hidup sehat
Makanan bergizi, olahraga rutin, dan tidur cukup adalah kunci menjaga energi tubuh. Kebiasaan ini membantu pikiran lebih siap menghadapi tekanan kerja.
Jurnal Nutrients (2021) bahkan menyebut konsumsi gula berlebih bisa memicu depresi dan kecemasan. Karena itu, pola makan sehat bukan hanya baik untuk tubuh, tetapi juga mendukung kesehatan mental.7. Praktik mindfulness
Mindfulness atau kesadaran penuh melatih seseorang fokus pada aktivitas yang sedang dilakukan tanpa terbebani pikiran masa lalu maupun masa depan. Dengan cara ini, kecemasan bisa ditekan dan konsentrasi meningkat, sehingga risiko kesalahan kerja berkurang.
8. Ambil jeda dan cuti bila perlu
Rutinitas tanpa jeda bisa memperparah burnout. Istirahat singkat, peregangan, atau berjalan sejenak di sela pekerjaan dapat menyegarkan pikiran. Mengambil cuti juga penting agar tubuh punya waktu untuk memulihkan energi.
9. Konsultasi ke profesional