Metronews

Bukan 17 Agustus 1945, Proklamasi RI Awalnya Direncanakan di Tanggal Mengejutkan Ini

0

0

matajambi |

Minggu, 17 Agu 2025 12:33 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Potret sejarah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Presiden ke-1 RI, Soekarno pada 17 Agustus 1945. - (X.com/BoudewijnSteur)

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

JAKARTA, MATAJAMBI.COM Setiap 17 Agustus rakyat Indonesia selalu merayakan Hari Kemerdekaan dengan penuh sukacita.

Tanggal ini menjadi momen bersejarah yang menandai lahirnya bangsa yang merdeka setelah sekian lama berada di bawah penjajahan.

Namun, tak banyak yang tahu bahwa tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia sempat hampir tidak ditetapkan pada 17 Agustus 1945.

Dalam catatan sejarah yang ditulis Aboe Bakar Lubis lewat bukunya Kilas-Balik Revolusi Kenangan, Pelaku, dan Saksi (1992), semula kemerdekaan Republik Indonesia direncanakan akan diproklamasikan pada 24 Agustus 1945.

Baca Juga:

Sering Diperdebatkan, Inilah Fakta Ilmiah Tentang Garam dan Micin

Rencana itu muncul setelah pertemuan penting antara para pemimpin bangsa dan pejabat militer Jepang di Dalat, Vietnam.

Pada 12 Agustus 1945, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat dipanggil untuk menemui Marsekal Terauchi, Panglima Militer Jepang di Asia Tenggara.

Dalam pertemuan itu, Terauchi menyampaikan kabar besar: Jepang berada di ambang kekalahan setelah bom atom menghantam Hiroshima dan Nagasaki.

Kondisi tersebut membuat Jepang berjanji akan memberi kesempatan bagi Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

Baca Juga:

Bupati Fadhil Arief hingga Kajari Erik Meza Hadiri Renungan Suci HUT RI ke-80 di TMP Sridadi

“Jika bangsa Indonesia sudah siap, kemerdekaan boleh segera dinyatakan,” ujar Terauchi kala itu. Ia bahkan menyarankan agar proklamasi dilakukan pada 24 Agustus 1945, dengan persiapan administratif dimulai sehari sebelumnya.

Soekarno dan rombongan setuju dengan tawaran tersebut, lalu segera menyampaikan kabar menggembirakan ini setibanya kembali di Tanah Air.

Namun, rencana itu berubah drastis. Pada 14 Agustus 1945, Jepang resmi menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Kabar menyerahnya Jepang memicu perdebatan hebat di kalangan tokoh nasionalis Indonesia.

Golongan muda, seperti Sutan Syahrir, Wikana, dan Chairul Saleh, mendesak agar proklamasi segera dilaksanakan tanpa menunggu restu Jepang. Mereka khawatir kemerdekaan Indonesia hanya akan dijadikan alat politik Jepang yang sudah kalah perang.

Baca Juga:

Heboh! Nelayan ini Temukan Harta Karun Kapal Karam Senilai Rp720 Miliar di Laut Jawa, Begini Bentuknya!

Di sisi lain, golongan tua yang dipimpin Soekarno dan Hatta masih ingin mengikuti rencana semula.

Mereka menilai, jika proklamasi dilakukan tergesa-gesa, bangsa ini belum siap, terutama karena dukungan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dan persiapan administrasi negara belum sepenuhnya rampung.

Ketegangan semakin memuncak pada 15 Agustus 1945. Saat itu, kelompok pemuda membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER