Metronews

Gelombang Protes di Bangladesh Memanas, Pemerintah Berlakukan Jam Malam dan Putus Internet

0

0

matajambi |

Minggu, 21 Jul 2024 19:14 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

DHAKA, MATAJAMBI.COM - Gelombang protes mahasiswa di Bangladesh semakin memanas, mengakibatkan pemerintah mengerahkan tentara untuk berpatroli di jalan-jalan ibu kota Dhaka dan mendirikan barikade selama jam malam pada Sabtu 20 Juli 2024. Protes yang dipicu oleh sistem kuota pekerjaan di pemerintahan telah menewaskan sedikitnya 110 orang sepanjang pekan ini.

Sejak Kamis lalu, pemerintah menangguhkan layanan internet dan pesan teks, memutus komunikasi negara dengan dunia luar.

"Memutuskan internet di negara dengan 170 juta penduduk adalah langkah drastis," kata John Heidemann dari USC Viterbi, dikutip dari Reuters. Bentrokan telah melukai ribuan orang, dengan rumah sakit Dhaka Medical College menerima 27 jenazah pada Jumat lalu.

Selama lima hari, polisi menembakkan gas air mata dan granat suara untuk membubarkan pengunjuk rasa yang melemparkan batu bata dan membakar kendaraan. Demonstrasi ini adalah yang terbesar sejak Perdana Menteri Sheikh Hasina terpilih kembali untuk keempat kalinya berturut-turut tahun ini, dipicu oleh tingginya pengangguran di kalangan anak muda yang mencapai hampir seperlima dari 170 juta penduduk Bangladesh.

Baca Juga : Mahkamah Internasional Minta Israel Segera Angkat Kaki dari Palestina

Baca Juga : Cinta Lama Bersemi Kembali: Neymar dan Bruna Biancardi Resmi Balikan!

Ratusan mahasiswa turun ke jalan menuntut diakhirinya sistem kuota yang menyediakan hingga 30% pekerjaan di pemerintahan bagi keluarga veteran perang kemerdekaan tahun 1971. Mereka menganggap sistem ini hanya menguntungkan pendukung Hasina dan diskriminatif terhadap mahasiswa lainnya.

"Ini bukan lagi protes. Sekarang sedang perang," kata sebuah kelompok peretas "THE R3SISTAC3" yang diduga meretas situs web pemerintah. Protes mulai meningkat pada Senin lalu, ketika aktivis mahasiswa di Universitas Dhaka bentrok dengan polisi, dan protes balasan memperburuk situasi.

Polisi dan pejabat keamanan menembakkan peluru dan gas air mata ke arah pengunjuk rasa pada Jumat lalu. Bentrokan mematikan di ibu kota Dhaka dan kota-kota besar lainnya menyebabkan kematian 22 orang pada Kamis lalu, termasuk dua jurnalis. Ratusan pengunjuk rasa menyerbu distrik Narsingdi di Dhaka tengah dan membebaskan lebih dari 850 narapidana sebelum membakar fasilitas tersebut.

"Pemerintah telah memutuskan untuk memberlakukan jam malam dan mengerahkan militer untuk membantu otoritas sipil," kata juru bicara pemerintah pada Jumat malam.

Baca Juga : Pemain Manchester United Marcus Rashford Dilarang Mengemudi Selama 6 Bulan, Apa yang Terjadi?

Sebagian besar saluran berita televisi di Bangladesh tidak mengudara pada Jumat lalu setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kantor pusat stasiun televisi negara BTV.

Dengan kondisi yang semakin tegang, masyarakat internasional mengamati dengan cemas perkembangan situasi di Bangladesh, berharap solusi damai dapat segera ditemukan untuk mengakhiri kekerasan ini. *

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER