DHAKA, MATAJAMBI.COM - Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, dilaporkan telah mengundurkan diri dan melarikan diri ke India pada Senin 6 Agustus 2024 di tengah kerusuhan yang semakin tidak terkendali di berbagai wilayah negara.
Demonstrasi besar telah mengguncang Bangladesh selama sebulan terakhir akibat kebijakan kuota pegawai negeri sipil (PNS) yang dianggap diskriminatif.
Kebijakan yang menetapkan kuota 30 persen PNS untuk keluarga veteran dianggap oleh banyak kalangan sebagai upaya Hasina untuk memperpanjang kekuasaannya. Meskipun kebijakan ini akhirnya dibatalkan, gelombang demonstrasi tidak mereda. Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat lainnya menuntut pengunduran diri Hasina.
Lalu, Siapa PM Bangladesh Sheikh Hasina?
Sheikh Hasina, yang kini berusia 76 tahun, adalah putri dari pendiri Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman. Ia pertama kali menjadi perdana menteri pada 1996 setelah partainya, Liga Awami, memenangkan pemilihan umum. Hasina kembali berkuasa pada 2009 dan sejak itu telah memimpin negara ini selama empat periode berturut-turut, membawa Bangladesh mencapai pertumbuhan ekonomi yang mengesankan.
Baca Juga : Pemerintah Sewa 1.000 Mobil untuk HUT RI ke-79 di IKN, Harga Rentalnya Bikin Geleng-geleng Kepala
Namun, pemerintahannya juga ditandai dengan tuduhan-tuduhan otoritarianisme. Hasina dituding menyalahgunakan lembaga-lembaga negara untuk mempertahankan kekuasaannya, menindas perbedaan pendapat, dan melakukan pembunuhan di luar hukum terhadap oposisi. Pasukan keamanan, termasuk Batalyon Aksi Cepat yang terkenal, diduga digunakan untuk menculik dan membunuh lawan-lawan politik.
Penggunaan istilah "Razakaar" oleh Hasina untuk melabeli mahasiswa yang berdemo semakin memperburuk situasi. Dalam konteks Bangladesh, "Razakaar" merujuk pada mereka yang mendukung operasi militer Pakistan selama perang pembebasan Bangladesh pada 1971 dan dianggap sebagai pengkhianat. Pernyataan ini memicu kemarahan luas dan memperkuat tuntutan agar Hasina segera mundur.
Selain itu, Hasina juga dituduh mencurangi pemilu dan mengendalikan media arus utama untuk menyusun dan mempertahankan narasi terhadap lawan-lawan politiknya.
Media yang dimiliki oleh bisnis yang terkait dengan Liga Awami memungkinkan Hasina menggambarkan dirinya dan pendukungnya sebagai pewaris sah warisan kemerdekaan negara dan pencapaiannya.
Sejumlah tokoh oposisi juga menghadapi tindakan represif dari pemerintah. Mantan Perdana Menteri dan pemimpin oposisi utama, Begum Khaleda Zia, dipenjara pada 2018 atas tuduhan korupsi, sementara tokoh terkemuka di Jamaat-e-Islami dihukum mati pada 2016.
Baca Juga : Kamala Harris Pilih Tim Walz atau Josh Shapiro Sebagai Cawapres AS ? Bocorannya Ada Di Sini!
Kini, dengan Sheikh Hasina mengundurkan diri dan kabur ke India, masa depan politik Bangladesh berada dalam ketidakpastian. Kerusuhan dan demonstrasi yang terus berlanjut menunjukkan bahwa rakyat Bangladesh menginginkan perubahan yang nyata dalam pemerintahan dan penegakan keadilan di negara mereka.*