"Ini sahabat saya Pak Arsjad dan Pak Anin, dan dua-duanya sudah insaf untuk menjalankan organisasi yang baik. Kami sudah bertemu, saling memaafkan, dan Kadin ke depan harus jadi lebih baik. Kami semua akan menjalankannya," ujar Bahlil Lahadalia.
Situasi ini mengingatkan pada sejarah dualisme kepemimpinan dalam Kadin di masa lalu, di mana perbedaan pandangan antara beberapa tokoh pengusaha sempat menciptakan ketegangan di dalam organisasi. Namun, dengan adanya dialog terbuka antara Anindya dan Arsjad, diharapkan dualisme ini dapat diatasi dengan baik, dan Kadin bisa kembali fokus pada tujuan utama, yaitu memperkuat dunia usaha di Indonesia.*