MATAJAMBI.COM - Pihak berwenang Malaysia saat ini masih melakukan investigasi terhadap insiden penembakan yang melibatkan lima warga negara Indonesia (WNI) di perairan Tanjung Rhu, Selangor.
Kasus yang terjadi pada Jumat, 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 waktu setempat itu tengah menjadi perhatian serius baik dari pemerintah Malaysia maupun Indonesia.
Penyelidikan Berlanjut, Pemerintah Malaysia Ambil Langkah Hukum
Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra, mengungkapkan bahwa kasus ini sudah dalam penanganan aparat Malaysia.
Setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Malaysia, Saifuddin Nasution Ismail, Yusril menyatakan bahwa proses hukum terhadap pihak yang terlibat sedang berlangsung.
Baca Juga: Harga BBM Turun di Akhir Februari 2025! Berikut Rincian Terbaru di SPBU Pertamina, Shell, BP, dan Vivo
"Kasus penembakan WNI ini sudah ditangani dengan serius oleh pemerintah Malaysia. Langkah hukum telah diambil, baik kepada pihak yang terlibat maupun aparat keamanan yang melakukan penembakan.
Mereka saat ini dalam proses pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah tindakan tersebut telah sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP)," ujar Yusril dalam konferensi pers di kantor Kemenko Kumham Imipas, Jakarta, pada Selasa, 25 Februari 2025.
Malaysia Lakukan Dua Tahap Investigasi
Menteri Dalam Negeri Malaysia, Saifuddin Nasution Ismail, mengungkapkan bahwa penyelidikan terhadap kasus ini dilakukan dalam dua tahap. Selain penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian, Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) juga melakukan investigasi internal.
"Kami melakukan investigasi dalam dua level, yakni penyelidikan internal di APMM dan penyelidikan kepolisian untuk memastikan apakah ada pelanggaran dalam pelaksanaan tugas," kata Saifuddin saat menghadiri perayaan 20 tahun APMM di Karpal Singh Drive pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Baca Juga: Gaji Dolar, Hidup Hemat! Pindah ke Indonesia dan 4 Negara Murah Ini Sekarang!
Saifuddin juga menegaskan bahwa para petugas APMM sering bekerja dalam kondisi penuh risiko, terutama ketika harus mengambil keputusan dalam situasi yang sulit, seperti saat kejadian berlangsung pada pukul 3 dini hari di tengah laut yang gelap.
"Petugas harus mengambil keputusan dalam situasi yang tidak mudah. Kami memahami hal tersebut, namun tetap harus memastikan bahwa semua tindakan sesuai dengan SOP, terutama dalam penggunaan senjata api dan prosedur operasional lainnya," tambahnya.
Identitas Korban dan Proses Hukum Berjalan
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kelima WNI yang menjadi korban penembakan merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berupaya keluar dari Malaysia melalui jalur ilegal. Beberapa di antaranya mengalami luka serius, sementara dua lainnya meninggal dunia akibat luka tembak.
Salah satu korban yang meninggal dunia berinisial B telah dimakamkan di kampung halamannya di Riau. Sementara korban berinisial VMSM meninggal pada Selasa, 4 Februari 2025, setelah menjalani operasi pengangkatan ginjal akibat luka tembak di Rumah Sakit Idris Shah Serdang. Jenazahnya telah dimakamkan di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.