MATAJAMBI.COM - Peristiwa penembakan terhadap lima Warga Negara Indonesia (WNI) oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) kini tengah dalam proses penyelidikan lebih lanjut.
Insiden tersebut terjadi di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat, 24 Januari 2025, sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat. Dari lima WNI yang menjadi korban, dua di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Salah satu korban meninggal di tempat kejadian, sedangkan satu lainnya menghembuskan napas terakhir pada Selasa, 4 Februari 2025, usai menjalani operasi pengangkatan ginjal akibat luka tembak di Rumah Sakit Idris Shah Serdang.
Dua korban yang telah pulih telah dimintai keterangan dan turut menjalani proses penyelidikan yang tengah dilakukan oleh otoritas kepolisian Malaysia. Sementara itu, satu korban lainnya masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Baca Juga: Prabowo Blak-blakan! Ungkap Bantuan Besar Jokowi Sebelum Dilantik Jadi Presiden
Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Saifuddin Nasution Ismail, memberikan informasi terbaru mengenai penanganan kasus ini. Menurutnya, investigasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu penyelidikan internal oleh APMM dan pemeriksaan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
"Proses investigasi dibagi menjadi dua bagian, pertama adalah penyelidikan internal oleh APMM, kemudian ditindaklanjuti oleh kepolisian untuk memastikan apakah ada pelanggaran dalam prosedur yang dilakukan," ujar Saifuddin dalam perayaan 20 tahun APMM yang digelar di Karpal Singh Drive pada Sabtu, 15 Februari 2025.
Dalam pernyataannya, Saifuddin menegaskan bahwa anggota APMM kerap menjalankan tugas dengan risiko tinggi.
"Dalam insiden ini, para petugas harus mempertimbangkan kondisi di laut pada waktu dini hari, yakni sekitar pukul 3 pagi, dalam situasi yang tidak sepenuhnya terang," jelasnya.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah! Ini Cara Menyimpan Daging di Freezer agar Tidak Bau dan Hambar
Ia menambahkan bahwa keputusan yang diambil para petugas didasarkan pada kondisi di lapangan dan tetap berpedoman pada SOP, termasuk terkait penggunaan senjata api dan protokol lainnya.
Berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian Malaysia, lima WNI yang terlibat dalam insiden ini diduga memiliki keterkaitan dengan aktivitas penyelundupan imigran.
"Saat ini, penyelidikan masih berlangsung, dan kepolisian telah menangkap seseorang yang berperan sebagai transporter beberapa hari setelah kejadian," ungkap Saifuddin.
Pihak Kepolisian Selangor juga mengonfirmasi bahwa terdapat tindakan provokasi dari sekelompok imigran Indonesia yang tidak memiliki dokumen resmi.