Lebih lanjut, sumber lain yang dekat dengan dunia food vlogging menyatakan bahwa praktik penawaran kerja sama dalam dunia ulasan kuliner bukanlah hal baru. Banyak pengulas makanan yang menawarkan layanan promosi berbayar kepada pemilik bisnis kuliner.
Namun, perbedaan antara kerja sama sah dan pemerasan kerap menjadi perdebatan, terutama jika terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Selain itu, kasus ini juga memunculkan diskusi di media sosial mengenai etika dalam dunia food vlogging. Beberapa netizen berpendapat bahwa food vlogger harus transparan dalam mengungkapkan apakah suatu ulasan berbayar atau murni berdasarkan pengalaman pribadi.
Baca Juga: Mengejutkan! Helen Disebut sebagai Orang Nomor 1 dalam Jaringan Narkotika Jambi, Ini Bukti KeterlibatannyaDengan terus berkembangnya kasus ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman dan mengumpulkan bukti tambahan untuk memastikan apakah benar terjadi tindak pemerasan atau hanya kesalahpahaman dalam negosiasi bisnis.
Hingga saat ini, belum ada keputusan lebih lanjut dari kepolisian mengenai status Codeblu dalam kasus ini, sementara pihak toko roti juga belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan terkini.