Metronews

Selamat Jalan Mbok Yem! Penjaga Warung Legendaris di Puncak Gunung Lawu Tutup Usia

0

0

matajambi |

Kamis, 24 Apr 2025 10:18 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM - Kabar duka datang dari lereng Gunung Lawu, mengabarkan perginya Wakiyem, yang lebih dikenal dengan sebutan Mbok Yem, sosok legendaris bagi komunitas pendaki Indonesia. Pada Rabu, 23 April 2025, ia meninggal dunia pada usia 82 tahun, meninggalkan kenangan mendalam bagi banyak orang.

Nama Mbok Yem tak asing bagi siapa pun yang pernah menapaki jalur pendakian Gunung Lawu. Ia dikenal sebagai pemilik satu-satunya warung yang terletak di ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut, tepatnya di dekat puncak Hargo Dumilah titik tertinggi Gunung Lawu.

Warungnya menjadi tempat persinggahan terakhir bagi para pendaki yang hendak menaklukkan puncak, sebuah lokasi yang penuh makna bagi mereka yang menjelajah gunung ini.

Agus, Kepala Dusun Cemoro Sewu, menyampaikan kabar kepergian Mbok Yem. Dalam keterangannya pada 23 April 2025, ia mengungkapkan, "Mbok Yem sudah lama sakit sejak sebelum bulan Ramadan tahun ini. Ia sempat dirawat di rumah sakit di Ponorogo. KTP-nya terdaftar di Gonggang, Kecamatan Poncol, dan dia memang dikenal membuka warung di puncak Lawu."

Baca Juga: Komdigi Gaet Komunitas dan Dunia Usaha, Rancang Cetak Biru AI Nasional di CITCOM CONNEXT 2025!

Meski biasanya Mbok Yem turun gunung hanya sekali setahun, yaitu menjelang Lebaran untuk berkumpul bersama keluarga, tahun ini kondisinya berbeda. Sejak Februari, kesehatannya menurun, sehingga ia harus turun lebih awal dari jadwal biasa. Bahkan, ia terpaksa dibantu turun dengan dipikul oleh enam orang karena tubuhnya yang sudah tidak mampu menapaki jalur pendakian yang dulu ia lalui setiap tahun.

Setelah dirawat di RSUD Ponorogo, Mbok Yem dipindahkan ke RSI Aisyiyah Ponorogo karena komplikasi pneumonia. Meskipun sempat menunjukkan kemajuan, kondisi kesehatannya akhirnya menurun drastis, dan pada pukul 15.30 WIB, ia menghembuskan napas terakhir.

Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Magetan, dan pemakaman akan dilakukan di Tempat Pemakaman Umum desa setempat.

Warung yang dijalankan Mbok Yem bermula sejak tahun 1980-an. Pada awalnya, ia bukanlah penjaga puncak, melainkan seorang pedagang sembako di kampung.

Baca Juga: Terjual Sampai Ratusan Miliar! Ini 10 Buku Paling Mahal di Dunia yang Tak Pernah Kamu Duga, Apa Saja!

Keinginan untuk mencari bahan jamu dan rempah dari hutan Lawu memotivasi Mbok Yem untuk mendaki, dan dari kebiasaannya itu ia mulai mendirikan sebuah pondok kecil yang kemudian berkembang menjadi warung yang sudah dikenal di kalangan pendaki.

Warung Mbok Yem bukan hanya sekadar tempat jualan, melainkan telah menjadi semacam "rumah kedua" bagi para pendaki. Di sana, mereka bisa menikmati nasi hangat, teh manis, mie instan, dan yang lebih penting, berbincang ringan yang menghangatkan suasana di tengah dinginnya Gunung Lawu.

Tempat ini terletak hanya sekitar 115 meter di bawah puncak gunung, sebuah lokasi yang penuh kenangan bagi banyak pendaki yang singgah.

Lebih dari sekadar seorang penjaja makanan, Mbok Yem telah menjadi simbol semangat dan ketulusan hati. Dengan keramahan khas nenek Jawa Timur, ia menyambut para tamu yang datang dari berbagai penjuru dunia. Tidak ada pendaki yang datang tanpa mendengar cerita-cerita dari Mbok Yem atau mencicipi teh hangat buatan tangannya yang khas.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER