MATAJAMBI.COM - Di Indonesia, masih banyak berkembang berbagai mitos terkait penyebaran kanker payudara. Salah satu yang sering dibicarakan adalah tentang penggunaan ponsel, di mana ada anggapan bahwa meletakkan ponsel di dekat dada bisa memicu timbulnya kanker payudara. Namun, benarkah demikian?
Menurut Dr. Tang Siau-Wei, seorang ahli bedah payudara dari Solis Breast Care & Surgery Centre Singapura, klaim ini tidak lebih dari sekedar mitos belaka.
Dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Kamis, 24 April 2025, ia menegaskan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hubungan antara penggunaan ponsel atau menaruhnya di dekat dada dengan risiko kanker payudara.
"Itu jelas tidak benar. Hingga saat ini, penelitian yang ada menunjukkan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh ponsel tidak memiliki kaitan dengan timbulnya kanker payudara," jelas Dr. Tang.
Baca Juga: Kabar Duka dari Dunia Musik: Bunda Iffet, Ibunda Bimbim Slank, Tutup Usia di 87 Tahun
Meskipun penggunaan ponsel tidak terbukti menyebabkan kanker payudara, Dr. Tang menjelaskan bahwa ada sejumlah faktor lain yang lebih berisiko dalam memicu penyakit ini. Beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko kanker payudara adalah:
- Faktor genetik atau riwayat keluarga
- Mutasi genetik
- Usia di atas 40 tahun
- Obesitas
Gaya hidup yang tidak sehat, termasuk pola makan buruk dan kurangnya aktivitas fisik
Gejala kanker payudara pun bervariasi, dan tidak selalu muncul dalam bentuk benjolan. Beberapa kasus kanker payudara terdeteksi lewat skrining meskipun tanpa adanya benjolan yang terlihat.
"Beberapa wanita mungkin tidak merasakan adanya benjolan, namun kanker payudara terdeteksi melalui pemeriksaan rutin," tambah Dr. Tang.
Selain benjolan, berikut ini adalah beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai sebagai tanda kanker payudara: