MATAJAMBI.COM - Di tengah tren elektrifikasi otomotif global, mobil hybrid mulai mencuri perhatian publik Indonesia. Dikenal sebagai teknologi transisi antara mobil berbahan bakar fosil dan kendaraan listrik murni, kendaraan jenis ini menawarkan kombinasi efisiensi dan daya jelajah yang menggoda.
Namun di balik sorotan positifnya, terdapat sejumlah aspek penting yang perlu menjadi bahan pertimbangan sebelum Anda memutuskan untuk memilikinya.
“Hybrid memang memiliki keunggulan dalam efisiensi dan emisi yang lebih rendah, namun tetap ada kekurangan yang tak bisa diabaikan,” demikian dikutip dari pernyataan resmi Toyota, Rabu 9 Juli 2025.
Sayangnya, sisi-sisi minus dari teknologi ini kerap luput dari perhatian para calon pembeli yang terbuai oleh narasi ramah lingkungan.
Tantangan yang Harus Dihadapi Konsumen Mobil Hybrid
1. Harga Jual Lebih Tinggi
Salah satu kendala utama yang langsung terasa adalah banderol harga. Mobil hybrid biasanya dijual lebih mahal dibandingkan versi bensinnya.
Contohnya, All New Kijang Innova Zenix tipe V Hybrid dipasarkan seharga Rp537 juta, sementara varian bensin tipe V dibanderol sekitar Rp482 juta di situs resmi Toyota.
Konsumen perlu menimbang secara matang apakah selisih harga tersebut dapat tertutupi dengan efisiensi bahan bakar dalam jangka panjang, terutama jika dana yang tersedia cukup terbatas.
2. Biaya Baterai dan Perbaikan Cukup Menguras Kantong
Jantung dari mobil hybrid adalah baterainya dan ini bukan komponen murah.
Saat masa pakai baterai habis atau terjadi kerusakan, biaya penggantian bisa mencapai puluhan juta rupiah. Misalnya, baterai Innova Zenix Hybrid dijual di kisaran Rp48 juta menurut salah satu unggahan akun X @SumandoGaek.
Sebagai perbandingan, baterai mobil konvensional seperti Mitsubishi Pajero Sport hanya dibanderol sekitar Rp1,7 juta. Ditambah lagi, jaringan bengkel yang mampu menangani sistem hybrid di Indonesia masih terbatas, membuat perbaikan menjadi tantangan tersendiri.
3. Performa Belum Maksimal di Semua Model