Lebih jauh, guru tersebut menjelaskan bahwa situasi ini bukan kali pertama terjadi. Penurunan jumlah peserta didik baru ternyata sudah berlangsung selama tiga tahun berturut-turut.
“Tiga tahun lalu kami masih dapat enam murid, dua tahun berikutnya tinggal dua, dan sekarang hanya satu,” ujarnya prihatin.
Fenomena ini lantas memicu respons dari publik di media sosial. Banyak warganet yang menyuarakan keprihatinan dan bertanya-tanya mengenai penyebab turunnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut, terlebih lagi lokasi sekolah berada di kawasan yang cukup padat penduduk.
Hingga artikel ini dirilis, Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus belum memberikan tanggapan resmi maupun informasi terkait langkah konkret yang akan diambil untuk mengatasi persoalan ini.