MATAJAMBI.COM - Mobil listrik kini semakin diminati masyarakat seiring meningkatnya kesadaran akan pentingnya energi ramah lingkungan dan upaya mengurangi jejak emisi karbon.
Salah satu komponen paling vital dalam kendaraan listrik adalah baterai, yang berfungsi sebagai sumber tenaga utama sekaligus penentu performa kendaraan.
Performa, daya tempuh, hingga biaya operasional jangka panjang mobil listrik sangat bergantung pada kualitas dan daya tahan baterainya.
Karena itu, memahami cara kerja, jenis baterai, dan perawatannya adalah hal yang penting bagi pengguna kendaraan berbasis listrik.
- Apa Itu Siklus Hidup Baterai Mobil Listrik?
Baca Juga: Deg-degan! Tertinggal Kapal, Pria Ini Selamat Setelah Ditolong Puluhan Penumpang
Siklus hidup baterai merujuk pada jumlah proses pengisian dan pengosongan daya secara penuh sebelum kapasitas baterai menurun secara signifikan.
Satu siklus bisa dihitung dari kondisi baterai kosong hingga terisi penuh, atau dua kali pengisian dari setengah kapasitas.
Rata-rata baterai mobil listrik mampu bertahan antara 1.000 hingga 2.000 siklus penuh, yang dalam penggunaan normal setara dengan usia pakai sekitar 8 hingga 15 tahun, tergantung pada jenis kendaraan dan kebiasaan mengemudi penggunanya.
- Jenis Baterai yang Umum Digunakan: Lithium-ion
Mayoritas mobil listrik saat ini menggunakan baterai lithium-ion (Li-ion) sebagai sumber daya utama. Baterai jenis ini unggul karena memiliki kepadatan energi tinggi, proses pengisian yang cepat, serta performa yang stabil dalam berbagai kondisi.
Baca Juga: Dibakar Cemburu, Pria Ini Diduga Habisi Nyawa Kekasih Secara Sadis
Selain itu, baterai Li-ion memiliki kelebihan berupa bobot yang ringan sehingga dapat meningkatkan efisiensi kendaraan dan memungkinkan jarak tempuh lebih jauh dalam sekali pengisian.
Tak hanya itu, baterai ini juga dikenal memiliki tingkat self-discharge yang rendah, artinya daya baterai tidak cepat habis saat kendaraan tidak digunakan.