MATAJAMBI.COM – Mengelola keuangan pribadi menjadi tantangan tersendiri bagi anak muda yang baru memulai karier.
Dengan penghasilan terbatas sementara kebutuhan terus bertambah, tak jarang gaji bulanan terasa cepat habis.
Meski begitu, kondisi ini bukan berarti menabung atau berinvestasi sejak dini tidak mungkin dilakukan.
Dengan strategi yang tepat, generasi muda tetap bisa membangun fondasi finansial yang kuat.
Salah satu cara paling sederhana adalah dengan menyusun anggaran bulanan yang terukur.
Metode yang kini banyak digunakan adalah pola 50-30-20, di mana 50 persen penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen khusus disisihkan bagi tabungan maupun investasi. Pola ini membantu agar pengeluaran tidak melebihi pemasukan.
Selain itu, anak muda disarankan memisahkan rekening tabungan dari rekening utama.
Sejumlah bank digital bahkan sudah menyediakan fitur tabungan otomatis, sehingga sebagian gaji langsung terpotong dan tersimpan tanpa terasa. Cara ini membuat kebiasaan menabung menjadi lebih konsisten.Pengendalian gaya hidup juga menjadi kunci penting. Kebiasaan ngopi di kafe atau belanja impulsif bisa dikurangi agar dana yang terkumpul lebih cepat.
Pencatatan pengeluaran harian dapat membantu mengenali pos-pos yang sebenarnya bisa ditekan.
Tak hanya itu, promo belanja online maupun cashback dari aplikasi pembayaran digital seperti OVO atau GoPay bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun penggunaannya tetap harus bijak agar tidak memicu konsumsi berlebihan.
Bagi yang ingin melangkah lebih jauh, investasi ringan bisa menjadi pilihan.
Saat ini banyak platform keuangan seperti Bibit dan Bareksa yang memungkinkan pembelian reksa dana mulai dari Rp10 ribu.
Investasi emas digital melalui aplikasi resmi seperti Pegadaian juga menjadi opsi yang mudah diakses dengan modal kecil.