Kesehatan

Kok Bisa Wanita Yang Sedang Haid Dilarang Memasak, Ini Penjelasannya

0

0

matajambi |

Rabu, 29 Mei 2024 11:10 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM-Sepanjang sejarah, keyakinan budaya telah membentuk kehidupan sehari-hari masyarakat, memengaruhi segala hal mulai dari kebiasaan makan hingga peran gender.

Di beberapa budaya, khususnya di wilayah Ghana, menstruasi masih diselimuti tabu dan mitos, sehingga berdampak signifikan terhadap kehidupan perempuan.

Di wilayah utara Ghana, terdapat tabu tersendiri seputar hidangan pokok yang dikenal sebagai wasawasa, yang secara tradisional diolah dengan ubi.

Wanita yang sedang haid dilarang memasak masakan ini. Kepercayaan menyatakan bahwa menstruasi membuat wanita menjadi 'najis' untuk persiapan wasawasa.

Baca Juga : Seperti Dunia Dongeng! Ini 7 keajaiban Alam yang Sangat Indah di Dunia, Apa Saja?

Hanya setelah menjalani mandi spiritual, yang diyakini dapat membersihkan mereka, barulah para wanita ini dapat memasak makanan kembali.

Praktik ini menggarisbawahi adanya kebutuhan untuk memisahkan perempuan yang sedang menstruasi dari aktivitas komunal tertentu, yang mencerminkan pandangan yang lebih mendalam tentang menstruasi sebagai sesuatu yang tidak suci.

Demikian pula di beberapa wilayah Volta, pembatasan juga berlaku pada segala bentuk masakan selama menstruasi. Tabu ini berakar pada keyakinan bahwa menstruasi mempunyai implikasi spiritual.

Wanita yang sedang menstruasi diperkirakan dapat memanfaatkan kondisinya untuk melakukan ritual atau membaca mantra. Salah satu mitos yang tersebar luas adalah bahwa selama menstruasi, seorang wanita dapat membuat jimat cinta untuk menyihir seorang pria agar jatuh cinta di luar keinginannya.

Baca Juga : Mana yang Lebih Bagus Mencuci Rambut dengan Air Dingin Atau Hangat, Simak Penjelasannya di Sini

Praktik-praktik ini, yang diwariskan dari generasi ke generasi, menyoroti perpaduan kuat antara budaya, spiritualitas, dan gender.

Meskipun tabu-tabu tersebut telah mengalami penurunan – berkat peningkatan pendidikan dan berkembangnya norma-norma budaya – tabu-tabu tersebut memberikan gambaran yang tajam tentang betapa dalamnya kepercayaan yang sudah mendarah daging dapat memengaruhi praktik-praktik masyarakat dan kehidupan sehari-hari individu.

Ketika budaya terus berkembang, memahami praktik-praktik masa lalu ini sangatlah penting. Hal ini membantu menjembatani kesenjangan antara kepercayaan lama dan perspektif modern, membina masyarakat yang menghormati tradisi sambil mempromosikan kesetaraan gender dan pemahaman ilmiah tentang proses biologis alami.*

# TAGS

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER