Metronews

Viral! Penghuni Kos di Bekasi Diduga Alami Hoarding Disorder, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

0

0

matajambi |

Selasa, 16 Jul 2024 20:46 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

- Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCPD)
- Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
- Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (ADHD)
- Depresi
- Demensia
- Skizofrenia
- Gangguan Kecemasan

Faktor risiko lainnya meliputi riwayat keluarga dengan hoarding disorder, cedera otak, pengalaman traumatis, kebiasaan belanja impulsif, dan penyalahgunaan zat. Lingkungan yang berantakan selama masa kecil atau kesulitan ekonomi juga dapat berkontribusi.

Baca Juga : Peringati 10 Muharram, Gubernur Al Haris Santuni 2.185 Anak Yatim

 Gejala dan Diagnosis

Gejala awal hoarding disorder meliputi kebiasaan menyimpan barang secara berlebihan dan kesulitan membuang barang yang tidak diperlukan. Penderita mungkin merasa cemas saat harus membuang barang, sulit mengambil keputusan, dan merasa tertekan jika barangnya disentuh orang lain. Kondisi ini bisa menyebabkan isolasi dan gangguan fungsi sehari-hari.

 Pengobatan dan Penanganan

Hoarding disorder dapat sulit diobati karena banyak penderitanya tidak menyadari perilaku mereka bermasalah. Namun, intervensi seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan obat-obatan dapat membantu mengelola gejala.

- Terapi Perilaku Kognitif (CBT):Terapi ini membantu penderita mengembangkan keterampilan untuk menahan keinginan menimbun barang dan membuang barang-barang yang sudah ditumpuk. Keluarga sering terlibat dalam proses ini.

Baca Juga : Musnahkan 4 Kg Sabu Senilai 5,3 Miliar! Langkah Polda Jambi untuk Keamanan Publik, Tangkap 1 wanita

- Obat-obatan: Antidepresan, terutama selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), dapat diresepkan untuk mengatasi kondisi seperti depresi atau kecemasan yang menyertai hoarding disorder.

Selain pengobatan medis, beberapa langkah praktis dapat membantu proses pemulihan:

- Buat daftar barang-barang di rumah dan kelompokkan menjadi “simpan”, “buang”, “daur ulang”, atau “sumbangkan”.
- Buang barang secara bertahap setiap hari.
- Bersihkan satu ruangan setiap kali dan jadwalkan tugas agar tidak terasa berlebihan.
- Manfaatkan teknologi untuk mengurangi barang fisik yang menumpuk.
- Latih pernapasan dalam untuk mengurangi ketegangan saat membuang barang.

Jika Anda atau kerabat Anda menunjukkan gejala hoarding disorder, segeralah mencari bantuan medis untuk pengobatan dan perawatan yang diperlukan guna meningkatkan kualitas hidup.*

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER