Metronews

Krisis IT Global: CrowdStrike, Microsoft, dan Maskapai Penerbangan Terpengaruh – Apa yang Sebenarnya Terjadi?

0

0

matajambi |

Jumat, 19 Jul 2024 19:43 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM - Pesawat-pesawat di seluruh dunia dilarang terbang sementara akibat gangguan Teknologi Informasi (IT) massal yang melanda maskapai penerbangan, media, dan bank.

Beberapa maskapai penerbangan dari Amerika Serikat seperti American Airlines, Delta Airlines, dan United Airlines membatalkan penerbangan mereka karena masalah komunikasi pada pagi hari waktu setempat.

Larangan terbang ini dikeluarkan berdasarkan peringatan dari FAA, sekitar satu jam setelah Microsoft mengatasi gangguan layanan cloud yang melanda beberapa maskapai berbiaya rendah.

Laporan dari Axios menyebutkan bahwa gangguan online besar-besaran ini mengganggu perjalanan, perbankan, dan outlet berita di seluruh dunia. Namun, belum jelas apakah gangguan tersebut terkait dengan masalah Microsoft sebelumnya.

Baca Juga : Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Melonjak ke Posisi 133, Inilah Sebabnya

Sementara itu, Frontier Airlines menghentikan semua penerbangan pada Kamis setelah terdampak oleh pemadaman Microsoft, yang juga memengaruhi perusahaan lain.

Microsoft mengonfirmasi dalam pembaruan daring bahwa banyak pelanggan di wilayah AS Tengah mengalami masalah dengan layanan platform komputasi awan Azure.

Namun, masalah ini telah teratasi, seperti yang diindikasikan oleh halaman status Azure pada hari Kamis. BBC melaporkan bahwa masalah ini mungkin terkait dengan perangkat lunak keamanan siber CrowdStrike. Perangkat lunak tersebut mengalami kegagalan dan menyebabkan "blue screen of death" pada komputer berbasis Windows.

CEO CrowdStrike, George Kurtz, mengonfirmasi bahwa masalah ini muncul akibat konten pembaruan yang cacat. Dia memastikan bahwa insiden ini bukan disebabkan oleh serangan siber. "CrowdStrike sedang berusaha memperbaiki konsumen yang terdampak dari kecacatan yang muncul dalam pembaruan konten tunggal untuk Windows," kata Kurtz.

Baca Juga : Viral! Bendera Merah Putih Terbalik di Kantor Bupati Bungo, Apa Penyebabnya?

Kurtz juga menegaskan bahwa masalah ini sudah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikannya sedang disebar ke konsumen. Pengguna PC berbasis Windows di berbagai negara seperti India, Jepang, Kanada, dan Australia mengeluhkan komputer mereka mengalami "blue screen of death" mendadak.

National Cyber Security Coordinator Australia, Michele McGuinness, menyatakan bahwa masalah ini disebabkan oleh masalah teknis dengan perusahaan pihak ketiga yang jasanya dipakai oleh perusahaan-perusahaan tersebut.

Mashable melaporkan bahwa CrowdStrike mengetahui laporan kerusakan pada host Windows yang terkait dengan Sensor Falcon. Falcon Sensor adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mencegah sistem komputer dari serangan dunia maya.

Microsoft juga mengakui adanya masalah yang memengaruhi perangkat Windows karena pembaruan dari platform perangkat lunak pihak ketiga dan mengantisipasi resolusi segera.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER