MATAJAMBI.COM-Dalam beberapa tahun terakhir, sebuah tren yang mengkhawatirkan telah muncul di kalangan anak muda: menghirup gas dari balon sebagai cara untuk mabuk. Praktik ini, yang umumnya melibatkan nitrous oksida, juga dikenal sebagai "gas ketawa," telah mendapatkan popularitas karena efek euforia yang ditimbulkannya.
Namun, yang tidak disadari oleh banyak remaja adalah risiko kesehatan yang serius dan potensi kecanduan yang terkait dengan aktivitas yang tampaknya tidak berbahaya ini.
Bagaimana Nitrous Oksida Digunakan
Menghirup nitrous oksida biasanya melibatkan pengisian balon dengan gas dan kemudian menghirupnya. Gas tersebut menyebabkan rasa tinggi yang singkat dan intens, ditandai dengan perasaan euforia, tawa, dan keterpisahan dari kenyataan.
Baca Juga : Bulan Madu Anda Akan Berubah Selamanya dengan 5 Tempat Ini – Temukan Kenapa!
Pengalaman singkat ini menjadikannya pilihan populer di pesta dan pertemuan sosial. Terlepas dari status hukum dan penggunaan medis yang sah, nitrous oksida tidak aman untuk dihirup untuk rekreasi.
Dampak Merugikan dari Menghirup Nitrous Oksida
1. Kekurangan Oksigen
Salah satu bahaya paling langsung dari menghirup nitrous oksida adalah kekurangan oksigen. Gas tersebut menggantikan oksigen di paru-paru, mengurangi jumlah yang tersedia untuk otak dan organ vital lainnya. Hal ini dapat menyebabkan hipoksia, yang mengakibatkan gejala seperti pusing, kebingungan, dan dalam kasus yang parah, tidak sadarkan diri atau kematian.
Baca Juga : Ini Strategi Timnas Indonesia Lolos ke Semifinal Piala AFF U-19
2. Kerusakan Neurologis
Penggunaan nitrous oksida yang berkepanjangan atau sering dapat menyebabkan kerusakan neurologis yang signifikan. Gas tersebut mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin B12, yang menyebabkan kerusakan saraf. Hal ini dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan pada ekstremitas, dan bahkan gangguan neurologis jangka panjang jika tidak ditangani.
3. Risiko Kardiovaskular
Menghirup nitrous oksida juga dapat membebani sistem kardiovaskular. Gas tersebut dapat menyebabkan detak jantung cepat, peningkatan tekanan darah, dan dalam beberapa kasus, irama jantung tidak teratur. Efek ini sangat berbahaya bagi individu dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya dan berpotensi menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.