JAKARTA, MATAJAMBI.COM - Johan Budi Sapto Prabowo, mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), secara resmi mengundurkan diri dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Selasa 17 September 2024. Langkah ini diambil Johan setelah memutuskan untuk kembali mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK, lembaga yang telah membesarkan namanya di dunia pemberantasan korupsi.
Johan Budi, yang dikenal publik melalui kiprahnya di KPK, mengikuti tes wawancara seleksi calon pimpinan KPK setelah pengunduran dirinya dari PDIP. Keputusan ini menandai peralihan besar dalam karier politik Johan, yang sebelumnya terjun ke dunia politik melalui PDIP dan menjabat sebagai anggota DPR periode 2019-2024.
Profil Johan Budi
Johan Budi Sapto Prabowo lahir pada 29 Januari 1966. Pria kelahiran Mojokerto, Jawa Timur ini memiliki latar belakang sebagai wartawan dan teknisi, serta dikenal luas sebagai juru bicara KPK selama periode 2006 hingga 2014. Kiprahnya di lembaga antirasuah ini memantapkan posisinya sebagai figur yang berintegritas dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
Johan menyelesaikan pendidikan S-1 di bidang teknik di Universitas Indonesia pada 1992. Setelah lulus, ia memulai kariernya di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi di Lemigas. Namun, pada 1994, Johan memutuskan untuk beralih ke dunia jurnalistik, bekerja sebagai kolumnis dan kemudian sebagai reporter di Majalah Forum Keadilan.
Baca Juga : Alisson Becker Kritik Format Baru Liga Champions, Benarkah Bikin Pemain Tertekan?
Selama bekerja di media, Johan juga menjadi dosen komunikasi di Universitas Esa Unggul, Jakarta. Kepiawaiannya di bidang komunikasi membawa Johan ke karier di KPK pada awal 2000-an, di mana ia pertama kali menjabat sebagai direktur pendidikan dan pelayanan masyarakat. Keterlibatannya dalam berbagai program edukasi dan komunikasi di KPK menjadikannya figur publik yang dihormati.
Karier di KPK dan Politik
Nama Johan Budi semakin dikenal ketika ia diangkat sebagai juru bicara KPK, posisi yang dipegangnya selama delapan tahun dari 2006 hingga 2014. Kemudian, ia naik jabatan menjadi Deputi Pencegahan KPK, yang bertanggung jawab atas program-program pencegahan korupsi di Indonesia.
Pada 2015, Johan Budi menghadapi tantangan besar saat terjadi krisis kepemimpinan di KPK akibat kasus cicak-buaya antara KPK dan Polri. Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat itu mengangkat Johan Budi bersama Taufiqurachman Ruki sebagai pimpinan sementara KPK. Mereka ditugaskan untuk mengembalikan stabilitas di lembaga tersebut.
Pada 2016, Johan membuat langkah mengejutkan dengan meninggalkan KPK dan menerima tawaran menjadi staf khusus presiden bidang komunikasi di bawah pemerintahan Jokowi. Namun, perjalanannya di dunia politik tak berhenti di situ. Pada 2019, Johan bergabung dengan PDIP dan terpilih sebagai anggota DPR RI, mewakili partai berlambang banteng tersebut.
Selama menjadi anggota DPR, Johan aktif dalam sejumlah komisi, termasuk Komisi III yang membidangi hukum, hak asasi manusia, dan keamanan. Namun, di penghujung masa jabatannya, Johan memutuskan untuk mundur dari PDIP dan kembali mencalonkan diri sebagai pimpinan KPK, membawa serta pengalaman panjangnya di dunia antikorupsi.
Baca Juga : Alisson Becker Kritik Format Baru Liga Champions, Benarkah Bikin Pemain Tertekan?
Kembali ke KPK
Pengunduran diri Johan Budi dari PDIP dan keputusannya untuk kembali ke KPK sebagai calon pimpinan KPK dianggap oleh banyak pihak sebagai upaya untuk kembali melanjutkan perjuangannya di bidang pemberantasan korupsi. Johan tampak bersemangat untuk memberikan kontribusi lebih dalam memberantas korupsi di Indonesia.