PADANG, MATAJAMBI.COM - Kematian seorang siswa SMP di Padang, Sumatera Barat, bernama Afif Maulana, telah menjadi sorotan publik dalam beberapa bulan terakhir. Kasus ini menimbulkan banyak spekulasi mengenai penyebab kematiannya, apakah akibat penganiayaan atau kecelakaan tragis. Namun, Ketua Tim Dokter Forensik Gabungan, Ade Firmansyah Sugiharto, dalam konferensi pers di Mapolresta Padang pada Rabu 25 September 2024, menyatakan bahwa hasil ekshumasi dan autopsi mengungkapkan Afif meninggal dunia karena jatuh dari ketinggian. Kesimpulan ini didukung oleh serangkaian bukti yang diperoleh melalui pemeriksaan forensik mendalam serta analisis hasil otopsi yang dilakukan oleh tim dokter forensik.
Afif Maulana ditemukan meninggal dunia setelah dilaporkan hilang oleh keluarganya. Jasadnya ditemukan di bawah Jembatan Batang Kuranji, sebuah jembatan yang memiliki ketinggian 14,7 meter dari permukaan tanah. Kejadian ini segera menarik perhatian publik, dan berbagai teori mengenai penyebab kematian Afif bermunculan. Keluarga dan sejumlah pihak menduga bahwa Afif mungkin menjadi korban penganiayaan yang mengakibatkan kematiannya. Desakan untuk melakukan investigasi mendalam semakin kuat, dan akhirnya tim dokter forensik dibentuk untuk melakukan ekshumasi serta autopsi pada jasad Afif.
Setelah melakukan serangkaian prosedur forensik, termasuk ekshumasi, autopsi, serta pemeriksaan lokasi penemuan jenazah, tim dokter forensik menyatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung teori penganiayaan. Sebaliknya, kematian Afif lebih mungkin disebabkan oleh jatuh dari ketinggian, yakni dari Jembatan Batang Kuranji.
Analisis Hasil Forensik
Ade Firmansyah Sugiharto, Ketua Tim Dokter Forensik Gabungan, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tubuh Afif, ditemukan sejumlah luka yang sangat khas dan konsisten dengan mekanisme jatuh dari ketinggian. Luka-luka tersebut meliputi bagian kepala belakang, punggung, tulang belakang, lengan kiri, paha kiri, dan jaringan otak. Luka-luka ini, menurut Ade, mencerminkan dampak yang terjadi saat tubuh Afif menghantam permukaan tanah dari ketinggian 14,7 meter.
Baca Juga : Zumi Zola Pamer Kemesraan dengan Putri Zulhas, Begini Reaksi Mengejutkan Sherrin Tharia
Ade juga menjelaskan bahwa analisis tim dokter forensik dilakukan berdasarkan tiga kemungkinan penyebab kematian, yakni kecelakaan, jatuh dari ketinggian, dan penganiayaan. Berdasarkan bukti yang ditemukan, luka-luka yang dialami Afif hanya dapat dijelaskan secara ilmiah sebagai akibat jatuh dari ketinggian. Salah satu temuan penting adalah pola patah tulang pada bagian tubuh Afif, yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat gaya besar yang diterima tubuh secara bersamaan saat jatuh.
Pada tubuh Afif, ditemukan patah tulang pada tulang iga yang dimulai dari tulang ke-3 hingga tulang ke-12. Patah tulang ini membentuk pola yang hampir segaris, yang mengindikasikan bahwa tulang-tulang tersebut patah akibat gaya besar yang sama. Ade menyebutkan bahwa pada kasus penganiayaan, patah tulang biasanya tidak akan terjadi dengan pola yang seragam. Sebaliknya, penganiayaan cenderung menyebabkan patah tulang di lokasi yang acak dan tidak beraturan, karena kekuatan yang digunakan tidak mungkin merata atau sama pada setiap pukulan atau tendangan.
Penguatan Bukti dari Pola Luka
Selain patah tulang iga, terdapat pula luka patah tulang kemaluan bagian kanan pada tubuh Afif. Luka ini juga dinilai sesuai dengan dampak jatuh dari ketinggian. Ade menjelaskan bahwa luka tersebut terjadi akibat efek kekerasan berenergi tinggi (high energy effect) yang dihasilkan oleh benturan saat tubuh jatuh dari ketinggian. Dalam kasus penganiayaan, tulang yang patah biasanya berada di persambungan antara tulang kemaluan kanan dan kiri. Namun, pada kasus Afif, patahan hanya terjadi di sisi kanan, yang menandakan bahwa ini bukan hasil dari penganiayaan.
Ade menegaskan bahwa kekerasan yang diakibatkan oleh pukulan atau tendangan biasanya tidak digolongkan sebagai kekerasan berenergi tinggi, seperti yang terjadi pada Afif. Hal ini semakin memperkuat kesimpulan bahwa kematian Afif adalah akibat jatuh dari ketinggian, bukan akibat penganiayaan.
Luka Tambahan pada Lengan Kiri
Selain luka-luka akibat jatuh dari ketinggian, tim dokter forensik juga menemukan luka pada lengan kiri Afif. Luka ini diduga terjadi saat Afif terjatuh dari motor yang dikendarai bersama seorang saksi bernama Adit. Ade menjelaskan bahwa luka pada lengan kiri Afif sesuai dengan luka yang ditemukan pada tangan kiri dan bahu kiri Adit, yang juga mengalami kecelakaan saat itu.
Baca Juga : Bikin Geger! Zumi Zola dan Putri Zulkifli Hasan Dikabarkan Pacaran, Apa Kata Sherrin Tharia?
Ade menyebutkan bahwa ketika dua orang mengalami kecelakaan bersama, sangat mungkin mereka mengalami luka yang serupa, terutama jika jatuh ke arah yang sama. Dalam kasus ini, Afif dan Adit sama-sama jatuh ke arah kiri, sehingga luka-luka pada tubuh bagian kiri mereka memiliki kesesuaian. Luka-luka ini juga menunjukkan bahwa insiden kecelakaan motor yang dialami Afif dan Adit berkontribusi terhadap cedera yang dialami oleh Afif.