MATAJAMBI.COM-Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, memberikan pandangannya terkait pelaksanaan Pilkada Serentak 2024. Ia mengungkapkan kekhawatirannya atas sejumlah kejanggalan yang mencederai semangat demokrasi. Menurutnya, praktik manipulasi kedaulatan rakyat oleh kekuasaan menjadi ancaman serius bagi nilai-nilai pemilu yang adil dan berintegritas.
Megawati menekankan bahwa pemilu seharusnya menjadi cerminan peradaban bangsa, bukan sekadar alat untuk mempertahankan kekuasaan. Ia mengutip ungkapan Latin Vox Populi Vox Dei, yang berarti "Suara Rakyat adalah Suara Tuhan," untuk menegaskan pentingnya suara rakyat dalam menentukan arah masa depan negara.
“Ketika pemilu hanya dijadikan alat politik kekuasaan, maka demokrasi itu sendiri kehilangan maknanya,” ujar Megawati dalam sebuah pernyataan pada Rabu 27 November 2024.
Ia juga mengingatkan kembali semangat kemerdekaan Indonesia, yang lahir dari perjuangan untuk meraih kebebasan berekspresi dan berserikat. Hal ini, menurutnya, harus tercermin dalam setiap penyelenggaraan pemilu.
Megawati mengungkapkan kekhawatirannya terhadap sejumlah daerah, termasuk Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang menurut laporan mengalami berbagai bentuk pelanggaran. Ia menyoroti penggunaan penjabat kepala daerah sebagai alat politik hingga rotasi aparatur negara demi kepentingan elektoral.
Baca Juga : Hasil Quick Count LSI Denny JA: Al Haris - Abdullah Sani Kuasai 60,92 Persen Suara
“Mahkamah Konstitusi sudah menegaskan bahwa tindakan tidak netral dari aparatur negara dapat dipidanakan. Namun, pelanggaran ini terus terjadi secara masif,” ungkap Megawati.
Ia juga mengkritik penggunaan sumber daya negara untuk menggerakkan kekuatan politik tertentu. Fenomena ini, katanya, membuat demokrasi kehilangan esensinya sebagai sarana mewujudkan kedaulatan rakyat.
Dalam kesempatan tersebut, Megawati menyampaikan pesan penting kepada kader, simpatisan, dan seluruh masyarakat Indonesia. Ia meminta agar mereka tetap berani menyuarakan kebenaran dan menolak bentuk intimidasi yang merugikan hak rakyat.
“Pilkada bukan hanya soal menang atau kalah, tetapi tentang menciptakan demokrasi yang berkeadilan. Jangan pernah takut untuk melawan ketidakadilan,” tegas Megawati.
Baca Juga : Babak Utama M6 World Championship Mobile Legends Dimulai, Dua Tim Indonesia Siap Berlaga
Sebagai bentuk respons terhadap kondisi tersebut, Megawati menyusun lima langkah strategis untuk menjaga demokrasi di Indonesia:
1. Melindungi suara rakyat dengan memastikan hasil pemilu dihitung secara transparan.
2. Mengumpulkan bukti intimidasi yang melibatkan aparat negara dan politik uang.
3. Memantau distribusi bantuan sosial yang dimanfaatkan untuk tujuan elektoral.
4. Mendokumentasikan berbagai bentuk pelanggaran, termasuk pengadangan aktivitas kampanye.
5. Menggalang kekuatan masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan.
Megawati menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa hukum harus menjadi penegak keadilan, bukan alat untuk menguatkan kekuasaan. “Kita harus terus menjaga semangat perjuangan, meskipun keadilan terasa semakin jauh dari jangkauan,” tutupnya.