Menurut Otoritas Keamanan dan Standar Pangan India, penggunaan minyak goreng yang sama berulang kali dapat meningkatkan kadar lemak trans yang berbahaya bagi tubuh. Jika minyak harus digunakan kembali, disarankan tidak lebih dari tiga kali untuk mencegah pembentukan senyawa beracun.
Ketika minyak mengalami kerusakan akibat pemanasan berulang, nilai gizi dan kualitas bahan makanan yang digoreng juga akan menurun drastis. Selain itu, ada beberapa risiko kesehatan yang bisa muncul akibat konsumsi minyak jelantah secara terus-menerus.
1. Radikal Bebas Merusak Sel Tubuh
Baca Juga: Agnez Mo Digugat Soal Hak Cipta Lagu 'Bilang Saja', Benarkah Harus Bayar Rp 1,5 Miliar?
Minyak yang telah digunakan berkali-kali dapat menghasilkan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Jika masuk ke dalam tubuh, radikal bebas ini bisa menyerang sel sehat, merusak jaringan lemak, DNA, serta protein dalam tubuh. Akibatnya, risiko penyakit kronis seperti kanker dan gangguan saraf bisa meningkat.
2. Obesitas dan Penyakit Jantung
Minyak jelantah mengandung kadar lemak trans yang tinggi, yang dapat meningkatkan jumlah kalori dalam makanan. Konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak bekas secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah, yang pada akhirnya berisiko menyebabkan penyakit jantung.
3. Risiko Infeksi Bakteri
Minyak jelantah juga bisa menjadi media berkembangnya bakteri berbahaya, seperti Clostridium botulinum, yang bisa menyebabkan botulisme—infeksi serius yang menyerang sistem saraf manusia.
4. Penyakit Degeneratif
Minyak yang telah digunakan berulang kali mengandung senyawa aldehid yang dapat berubah menjadi zat karsinogen dalam tubuh manusia. Zat ini berpotensi memicu berbagai penyakit degeneratif, seperti Alzheimer, Parkinson, dan penyakit jantung.
Baca Juga: Mau HP 5G Premium Harga Terjangkau? Moto G45 Jawabannya! Cek Spesifikasinya!