Dalam pelaksanaan sebelumnya, masyarakat justru lebih banyak mendapatkan biskuit dibandingkan susu, yang seharusnya memiliki dampak lebih besar pada pertumbuhan anak.
"Dari tahun ke tahun, angka penurunan stunting tidak signifikan. Salah satu penyebabnya adalah komposisi makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak dan ibu hamil,” jelas Setyo.
Karena itu, KPK mendesak agar pemerintah benar-benar memastikan kandungan gizi dalam makanan yang disalurkan, sehingga dana triliunan rupiah yang digelontorkan tidak terbuang sia-sia.
Baca Juga: Bupati Anwar Sadat Serahkan Aset Rp 3,2 Miliar ke BIN, Ini Manfaatnya
Untuk memastikan program ini berjalan dengan baik, KPK telah bekerja sama dengan sejumlah lembaga pengawas, termasuk BPKP, BPK, dan Kejaksaan Agung Pada Rabu 05 Maret 2025.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, bertemu dengan KPK untuk membahas pengawasan yang lebih ketat, termasuk penerapan metode evaluasi tertutup guna mengidentifikasi potensi kecurangan sejak dini.
“Kami melakukan koordinasi untuk memperketat pengawasan dan memastikan dana yang dialokasikan benar-benar sampai ke masyarakat,” ungkap Dadan.
Dengan anggaran yang begitu besar, transparansi dalam pelaksanaan MBG menjadi perhatian utama. Jika tidak diawasi dengan ketat, dana triliunan rupiah yang seharusnya diperuntukkan bagi peningkatan gizi masyarakat bisa saja disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: Gubernur Al Haris Pastikan Jembatan Bailey Selesai dalam Waktu Dekat, Ini Targetnya!
Publik kini menanti langkah tegas dari pemerintah dan aparat penegak hukum agar program ini tidak hanya menjadi proyek besar di atas kertas, tetapi benar-benar bermanfaat bagi rakyat yang membutuhkan.