Namun, gen bukanlah satu-satunya faktor. Gaya hidup dan budaya kebersihan yang ketat di Korea Selatan dan Jepang juga memperkuat kondisi ini.
Budaya mandi setiap hari, pemakaian produk perawatan tubuh, serta kesadaran tinggi terhadap kebersihan membuat mereka semakin jarang mengalami masalah bau badan. Gaya hidup bersih inilah yang membedakan mereka dari banyak populasi lainnya.
Menariknya, berdasarkan laporan dari Medical News Today, sekitar 5 persen orang dengan bau badan nyata justru tidak menggunakan deodoran, baik karena ketidaktahuan atau abai terhadap norma kebersihan. Sebaliknya, mereka yang tidak memiliki bau ketiak tetap memakai deodoran karena alasan sosial.
Penemuan ini membuka peluang penggunaan tes genetik sederhana untuk membantu seseorang mengenali kebutuhan penggunaan deodoran. Dengan memahami profil genetik pribadi, seseorang bisa lebih hemat dalam memilih produk kebersihan dan menghindari paparan bahan kimia yang sebenarnya tidak diperlukan.
Baca Juga: 5 Penyakit yang Sering Serang Anak Usai Libur Lebaran, Nomor 3 Sering Diabaikan Orang Tua!Tidak semua orang membutuhkan deodoran, dan itu bukan soal keberuntungan semata, tapi juga soal genetika.
Masyarakat Korea Selatan dan Jepang menjadi contoh nyata bagaimana kombinasi antara faktor biologis dan budaya kebersihan bisa membuat seseorang bebas dari masalah bau badan. Temuan ini tidak hanya menarik dari sisi ilmiah, tapi juga membuka perspektif baru dalam memilih produk kebersihan pribadi secara lebih bijak dan sesuai kebutuhan tubuh masing-masing.