“Kami tidak bisa terus berharap pada pasar global. Pemerintah harus ikut mengatur agar harga tidak semaunya turun,” tegas Sanusi, petani lainnya.
Selain itu, para pelaku industri karet lokal juga mengusulkan pembentukan koperasi atau badan usaha milik petani untuk mengurangi ketergantungan terhadap tengkulak dan memperkuat posisi tawar.
Baca Juga: 6 Dampak Ngeri Penggunaan Earphone yang Jarang Diketahui Orang!
Jika tidak ada solusi jangka panjang, bukan tidak mungkin masyarakat akan mulai meninggalkan karet sebagai komoditas utama. Padahal, selama puluhan tahun, karet menjadi nadi ekonomi desa-desa di Jambi.
Krisis harga ini menjadi alarm keras bagi semua pihak, bahwa nasib petani—sebagai penyokong ketahanan ekonomi daerah—tidak bisa terus dibiarkan dipermainkan oleh ketidakpastian pasar.