Tes ini dinilai dapat membantu dalam mendeteksi disfagia gangguan menelan yang kerap tidak disadari namun bisa berdampak serius.
Disfagia sendiri bisa dipicu oleh sejumlah kondisi medis, mulai dari yang ringan seperti refluks asam, hingga yang berat seperti kanker tenggorokan, kanker esofagus, atau gangguan saraf seperti Parkinson, multiple sclerosis, dan distrofi otot.
Bila dibiarkan, gangguan menelan ini dapat menyebabkan komplikasi seperti malnutrisi, dehidrasi, atau bahkan aspirasi pneumonia.
Baca Juga: Disalahkan Soal Banjir, JBC Jawab dengan Kolam Beton dan Sistem Drainase MandiriPakar kardiovaskular dari Intermountain Health, Dr. Viet T. Le, menekankan pentingnya peningkatan kesadaran dan deteksi dini terhadap kondisi ini. Ia juga mendorong sistem pelayanan kesehatan untuk lebih aktif menjaring pasien dengan risiko disfagia, terutama pada kelompok lansia.
Dengan meningkatnya angka harapan hidup, penting bagi masyarakat untuk mulai memperhatikan hal-hal kecil seperti kemampuan menelan sebagai sinyal awal potensi masalah kesehatan yang lebih besar.