MATAJAMBI.COM – Dunia medis di Indonesia kembali diguncang oleh skandal tak bermoral. Kali ini, seorang dokter spesialis kandungan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasien perempuan saat proses pemeriksaan USG.
Parahnya lagi, aksi tak pantas itu terekam jelas oleh kamera pengawas (CCTV) di ruang praktik.
Kabar mengejutkan ini pertama kali mencuat ke publik setelah diunggah oleh seorang dokter sekaligus influencer kesehatan, dr. Mirza Mangku Anom, melalui akun Instagram pribadinya pada Senin, 14 April 2025.
Dalam unggahannya, ia menyertakan bukti video dan pesan-pesan dari beberapa netizen yang mengaku menjadi korban perlakuan tak senonoh sang dokter.
"Ini kok praktik tanpa didampingi tenaga medis seperti perawat atau bidan? Mana tangan kirinya terlihat menyentuh area dada pasien," tulis dr. Mirza dalam Instagram Story-nya. Ia menyoroti tindakan dokter tersebut yang menurutnya sangat tidak profesional dan mencoreng etika profesi kedokteran.
Tak berselang lama setelah video viral, sejumlah perempuan yang mengaku pernah menjadi pasien mulai angkat bicara melalui pesan langsung (DM) ke akun dr. Mirza. Salah satunya menceritakan pengalaman pribadinya yang terjadi pada tahun 2023.
Baca Juga: Geger! Dokter Garut Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Selama Pemeriksaan USG, Video Tersebar Luas"Awalnya saya ke bidan, dan kebetulan dokter spesialis Obgyn-nya itu praktik di sana juga. Dari awal sudah terasa aneh karena saya datang tanpa suami. Dia minta nomor WhatsApp dan mengajak jalan-jalan," tulis korban dalam pesan yang dibagikan ulang oleh dr. Mirza.
Lebih lanjut, dokter itu disebut memberikan iming-iming berupa pemeriksaan dan USG 4D secara gratis jika pasien mau datang ke kliniknya yang berada tak jauh dari alun-alun Garut. Namun ada syarat yang membuat banyak pihak geram pasien dilarang membawa suami atau pendamping saat pemeriksaan dilakukan.
“Dia selalu WA pasiennya, katanya bisa USG 4D gratis tapi ujung-ujungnya ngajak ketemuan, bahkan jalan bareng,” tulis pengakuan netizen lain yang merasa menjadi korban manipulasi sang dokter.
Kasus ini langsung menyulut kemarahan publik, terutama di kalangan tenaga kesehatan dan masyarakat Garut. Banyak yang mempertanyakan bagaimana bisa praktik seorang dokter dibiarkan tanpa pengawasan, serta mengapa klinik tempatnya bekerja masih beroperasi meskipun telah ramai diperbincangkan di komunitas lokal.
Baca Juga: Satresnarkoba Polres Batanghari Bekuk Pengedar Sabu, 11 Gram Barang Bukti Diamankan
"Kalau benar, ini bukan cuma pelanggaran etika, tapi juga bisa masuk ke ranah hukum. Harus ada investigasi menyeluruh dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan aparat penegak hukum," ujar salah satu aktivis perempuan di Garut yang tak ingin disebutkan namanya.
Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang terkait dugaan pelecehan tersebut. Namun, warganet dan para korban terus mendesak agar kasus ini segera diusut tuntas, demi menjaga martabat dunia kesehatan dan memberikan keadilan bagi para korban.
Penutup