Hiburan

Ketika Deddy Corbuzier dan Pengacara Eks Sirkus Bentrok soal Bukti Kekerasan yang Viral

0

0

matajambi |

Sabtu, 19 Apr 2025 09:22 WIB

Reporter : Adri

Editor : Adri

Caption Gambar

Berita Terkini, Eksklusif di Whatsapp

+ Gabung

MATAJAMBI.COM – Isu kekerasan terhadap mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) yang pernah tampil di Taman Safari kembali menjadi sorotan publik. Kasus ini menyita perhatian setelah beberapa korban melaporkan dugaan penganiayaan yang dialami mereka selama bekerja di lingkungan hiburan tersebut.

Bukan hanya laporan biasa, para korban bahkan telah membawa persoalan ini ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), yang kini tengah melakukan pendalaman terhadap laporan tersebut. Salah satu korban, yang diketahui bernama Butet, mengaku kehilangan anaknya saat masih menjadi bagian dari sirkus di bawah naungan OCI.

Dalam upaya menggali kebenaran, Deddy Corbuzier mengangkat kasus ini ke dalam tayangan podcast miliknya. Pada Jumat, 18 April 2025, ia mewawancarai Muhammad Sholeh, kuasa hukum para eks pemain sirkus yang melaporkan dugaan kekerasan tersebut.

Namun, Deddy tampak ragu dengan sejumlah informasi yang disampaikan. Ia mempertanyakan keabsahan data dan bukti fisik dari laporan tersebut.

Baca Juga: Ini Nih Tampang 3 Wanita Cantik yang Tega Gelapkan Uang Restoran Tempat Mereka Bekerja

"Ada beberapa bagian yang menurut saya agak janggal. Saya tidak menertawakan korban, tapi penjelasan yang diberikan sepertinya belum sepenuhnya masuk akal," kata Deddy.

Sholeh membalas bahwa Komnas HAM telah memberikan surat rekomendasi sebagai bentuk awal pemulihan hak-hak korban. Dalam dokumen tersebut, disebutkan pentingnya penelusuran asal-usul anak yang diduga hilang saat korban bekerja di sirkus.

"Komnas HAM menyatakan bahwa kejelasan status anak yang hilang harus ditindaklanjuti. Jika pihak Taman Safari tidak mengakui hal ini, jelas ada sesuatu yang tidak beres," ungkap Sholeh.

Deddy yang membaca langsung isi rekomendasi Komnas HAM pun kembali bertanya, kali ini soal bukti yang bisa membuktikan adanya penyiksaan terhadap anak-anak dalam lingkungan sirkus.

Baca Juga: Praperadilan Dilayangkan! Amin Pra Gugat Polda Jambi Soal Penangkapan 7 Pekerja Sawit

"Dalam surat disebutkan tindakan disipliner keras terhadap anak-anak, tapi saya tidak melihat adanya bukti fisik penyiksaan yang konkret. Bagaimana menjelaskan ini?" tanya Deddy.

Sholeh pun menjelaskan bahwa bukti utama adalah kondisi korban yang dapat dilihat secara langsung, termasuk bekas luka yang ditunjukkan oleh Butet.

Namun Deddy menyanggah, "Luka di tangan tidak selalu berarti penyiksaan. Kalau ini masuk ke ranah hukum, bukti harus benar-benar kuat, bukan hanya berdasarkan luka yang tidak diketahui sebab pastinya."

Sholeh juga mengungkap bahwa pembuktian di persidangan cukup sulit, mengingat tidak tersedia rekaman CCTV atau saksi yang berani memberikan pernyataan terbuka karena tekanan lingkungan.

Share :

KOMENTAR

Konten komentar merupakan tanggung jawab pengguna dan diatur sesuai ketentuan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

Komentar

BERITA TERKAIT


BERITA TERKINI


BERITA POPULER