BATANGHARI, MATAJAMBI.COM – Pemerintah Kabupaten Batanghari resmi menggelar Jambore Literasi Numerasi SUPER TANGGUH 2025, yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di tingkat kabupaten.
Acara pembukaan dipimpin langsung oleh Bupati Batanghari, Muhammad Fadhil Arief, pada Kamis 08 Mei 2025 di objek wisata Aek Meliuk yang kini ramai dipadati pelajar dan pendidik dari seluruh penjuru Batanghari.
Kegiatan literasi numerasi perdana yang digagas oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batanghari ini diikuti oleh 48 sekolah tingkat SD dan SMP, serta menghadirkan 26 cabang lomba edukatif yang bertujuan mengasah kemampuan berpikir kritis dan logika matematis siswa.
Dalam sambutannya, Fadhil Arief menekankan bahwa pendidikan tak hanya soal kecerdasan kognitif, namun harus menyatu dengan penguatan aspek emosional dan spiritual peserta didik. Ia menilai keseimbangan ini menjadi fondasi penting untuk membentuk generasi unggul dan berkarakter.
Baca Juga: Tak Hanya Doa, Ini Wejangan Bupati untuk 168 Jamaah Haji Muaro Jambi yang Bikin Terenyuh
“Kita tidak hanya butuh anak-anak yang pintar secara akademik, tetapi juga memiliki kontrol emosi yang baik dan pemahaman spiritual yang kuat. Ini yang akan melahirkan SDM Batanghari yang tangguh dan kompetitif,” ungkapnya.
Bupati juga mengajak seluruh guru dan pemangku kepentingan di sektor pendidikan untuk terus menyalakan semangat literasi dan numerasi di lingkungan sekolah, sebagai upaya membangun budaya belajar yang aktif, mandiri, dan kreatif.
“Melalui jambore ini, saya harap kita bisa mendorong terciptanya masyarakat yang lebih kritis, berpikir analitis, serta mampu menyelesaikan persoalan dengan solusi yang cerdas,” ujar Fadhil.
Turut hadir dalam acara tersebut unsur Forkopimda Batanghari, kepala OPD, para camat, tokoh masyarakat, serta ratusan pelajar dan guru dari berbagai sekolah.
Baca Juga: Nah Loh! Rupanya Praja IPDN dan Wanita Tewas di Dalam Mobil di Parkiran Trona Ekspres Diduga Karena Ini
Lebih lanjut, Fadhil Arief juga menyoroti praktik lama yang menurutnya perlu ditinggalkan. Ia secara tegas meminta para guru di Batanghari untuk menghentikan kebiasaan membaca Yasin bersama menjelang ujian akhir siswa, karena hal itu dinilainya dapat menciptakan ketegangan psikologis yang tidak perlu.
“Sudah saatnya kita ubah paradigma lama. Ujian bukan hal yang menakutkan, tapi bagian dari proses pembelajaran yang seharusnya menyenangkan. Jangan lagi siswa dibuat takut seolah sedang menghadapi kematian,” tegas Fadhil.
Langkah ini, kata Fadhil, merupakan bagian dari pembenahan iklim pendidikan yang lebih sehat, inklusif, dan berorientasi pada penguatan karakter siswa sejak dini.
Selain sebagai ajang kompetisi, Jambore Literasi Numerasi ini juga menjadi ruang kolaboratif antar sekolah untuk bertukar gagasan dan strategi dalam meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa, yang kini menjadi fokus penting dalam kurikulum nasional.