Stres janin selama proses persalinan
Masalah neurologis atau struktural
Baca Juga: IFG Gelar Progress X, Dorong Ruang Kerja Inklusif dan Kesetaraan Karier bagi Perempuan
Dalam situasi ini, tenaga medis akan segera melakukan intervensi seperti stimulasi fisik, penyedotan lendir dari hidung dan mulut, hingga pemberian oksigen atau tindakan resusitasi jika diperlukan.
Beberapa kondisi berikut bisa memengaruhi kemampuan bayi untuk menangis segera setelah dilahirkan:
Proses kelahiran melalui operasi caesar: Bayi tidak mengalami tekanan alami dari jalan lahir yang biasanya membantu mengeluarkan cairan dari paru-paru.
Kelahiran prematur: Paru-paru bayi belum berkembang sempurna, sehingga memerlukan dukungan pernapasan tambahan.
Pengaruh obat-obatan: Anestesi atau analgesik yang diberikan kepada ibu dapat membuat bayi menjadi lemah atau kurang responsif.
Baca Juga: Bupati Bambang Bayu Suseno Sampaikan Usulan Proyek Strategis Muaro Jambi dalam Audiensi Bersama Menteri PUPR
Persalinan traumatis: Proses kelahiran yang berat bisa menyebabkan bayi mengalami stres tinggi.
Kelainan bawaan: Masalah pada saluran pernapasan atau pita suara bisa menghambat bayi untuk menangis.
Tim medis di ruang bersalin telah dilatih untuk mendeteksi dan menangani kondisi bayi yang tidak menangis saat lahir. Dalam waktu hitungan detik, keputusan harus diambil apakah bayi membutuhkan tindakan penyelamatan seperti bantuan napas atau tindakan medis lanjutan.
Studi terbaru menunjukkan bahwa suhu ruangan dan kontak kulit antara ibu dan bayi juga memainkan peran penting dalam memicu tangisan.
Baca Juga: Heboh Grup Facebook ‘Fantasi Sedarah’: DPR Desak Polisi dan Kominfo Bertindak Cepat
Sentuhan hangat dari sang ibu setelah kelahiran dapat menstimulasi sistem saraf bayi dan membantu mempercepat respons tangisannya.