Baca Juga: Satresnarkoba Batang Hari Grebek Pengedar Sabu di Muara Bulian, Ternyata Juga Pemakai!Peneliti kemudian mencoba mengurai bagaimana mikroplastik bisa masuk ke dalam cairan, dengan melakukan simulasi tiga skenario.
Mereka membersihkan botol dan mengisi ulang dengan air yang telah disaring, lalu menutupnya dengan tiga cara berbeda langsung ditutup dengan tutup kotor, ditutup setelah ditiup udara, dan ditutup setelah ditiup dan dibilas dengan air serta alkohol.
Hasilnya cukup mencolok. Tutup yang tidak dibersihkan melepaskan hingga 287 partikel mikroplastik per liter, sementara yang hanya ditiup udara turun menjadi 106 partikel. Tapi setelah dibersihkan dengan udara dan alkohol, kandungannya bisa ditekan hingga 87 partikel.
Iseline Chaïb, peneliti doktoral di Unit Keamanan Pangan Air ANSES yang memimpin studi ini, mengakui bahwa hasilnya bertolak belakang dengan ekspektasi.
Baca Juga: Tangis Cristiano Ronaldo Pecah! Diogo Jota Tewas Tragis Usai Baru Menikah“Kami awalnya mengira botol kaca akan lebih aman. Tapi kenyataannya, lapisan cat pada tutup logam justru menjadi sumber kontaminasi mikroplastik yang selama ini tidak diperhatikan,” ujarnya.
Meski studi ini belum dapat memastikan dampak kesehatan dari jumlah mikroplastik yang ditemukan, temuan ini membuka mata industri minuman terhadap sumber kontaminasi yang selama ini terabaikan.
Para peneliti menekankan bahwa produsen memiliki posisi penting untuk segera mengevaluasi bahan dan proses pengepakan produk mereka.