Dengan kata lain, ponsel lebih sering digunakan untuk hal yang tak berkaitan dengan keselamatan, padahal mereka sedang berada di jalanan yang penuh risiko.
“Distraksi saat menyetir bukan cuma membahayakan pengemudi, tapi juga pengguna jalan lainnya,” kata Rebecca Robbins, peneliti utama dalam studi ini.
Ia menambahkan bahwa temuan ini membuka wawasan penting soal bagaimana remaja memaknai penggunaan ponsel saat berkendara, yang bisa digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategi pencegahan.
Baca Juga: Detik-detik Truk Fuso Hantam Warung dan Tewaskan Pengendara di Muaro Jambi
Peneliti menyarankan agar penggunaan ponsel saat menyetir bisa dikendalikan melalui fitur seperti “mode jangan ganggu saat berkendara” atau menyimpan ponsel di tempat yang sulit dijangkau selama berada di balik kemudi.
Meskipun jumlah peserta dalam penelitian ini masih terbatas dan belum mencakup populasi perkotaan, para peneliti yakin bahwa metode yang digunakan dapat menjadi pijakan awal untuk studi yang lebih luas.
Mereka mencatat bahwa wilayah urban belum disertakan dalam wawancara, karena banyak remaja di sana belum memiliki SIM, sehingga hasil mungkin akan berbeda bila cakupan diperluas.
Tetapi satu hal sudah jelas: remaja tahu risikonya, tapi tetap menatap layar saat menyetir, dan alasan utamanya bukan karena mereka tersesat tapi karena mereka bosan.