Aparat Desa dan Kepolisian Sudah Lakukan Penanganan, Tapi Api Masih Aktif
Pantauan langsung tim KabarJambiKito.id menunjukkan bahwa asap terus mengepul sejak dini hari setelah kobaran api terpantau menyala di malam sebelumnya.
Menurut Mulyadi, Kepala Dusun Hilir, titik-titik api sudah merata di atas tongkang, membuat intensitas asap semakin parah.
Kepala Desa Rambutan Masam, A Roni, mengaku sudah berkali-kali menyampaikan keluhan warganya kepada pihak perusahaan dan kapten kapal pengangkut batu bara. Ia bahkan telah melaporkan situasi ini kepada Kapolsek Muara Tembesi, IPTU Sugeng sejak sebulan lalu.
Baca Juga: Ini Alasan PPATK Blokir Rekening Tak Aktif, Banyak Dipakai Sindikat Kejahatan Digital
“Pagi ini saya dapat kabar dari Kadus, apinya makin menyebar. Saya minta pihak pengusaha dan kapten kapal bertanggung jawab. Jangan hanya diam,” tegas Roni.
Pihak Bhabinkamtibmas Polsek Muara Tembesi juga sudah dua kali turun langsung ke lokasi. Koordinasi awal dilakukan dengan kapten kapal, termasuk tindakan penyiraman, namun upaya tersebut belum berhasil memadamkan api sepenuhnya.
“Warga sudah banyak yang datang mengadu ke rumah saya. Kami ingin asap ini segera diatasi sebelum memicu krisis kesehatan lebih serius,” tambah Kades A Roni.
Kondisi ini memunculkan desakan dari warga agar pemerintah daerah, kepolisian, dan Dinas Lingkungan Hidup segera turun tangan secara resmi.
Baca Juga: Viral di Medsos, Pria Diduga Polisi Intimidasi Pengendara Mobil, Begini Kejadiannya
Warga khawatir jika dibiarkan, asap beracun dari pembakaran batu bara akan berdampak jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat.
Saat ini, belum ada keterangan resmi dari pihak pengusaha terkait rencana evakuasi muatan atau pemadaman menyeluruh. Aktivis lingkungan dan pengamat energi menyebutkan bahwa kasus ini menjadi contoh buruk dari kurangnya pengawasan terhadap transportasi batu bara di jalur sungai.