MATAJAMBI.COM - Penunjukan wasit asal Kuwait, Ahmad Al Ali, untuk memimpin laga Timnas Indonesia melawan Arab Saudi pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia memicu reaksi tajam dari publik sepak bola nasional.
Bukan karena kapasitas atau reputasinya, melainkan karena munculnya keraguan soal netralitas sang pengadil yang berasal dari kawasan Timur Tengah wilayah yang juga diwakili oleh tim lawan. Situasi ini dianggap berpotensi menimbulkan konflik kepentingan di lapangan.
Menanggapi hal tersebut, PSSI sempat melayangkan surat protes resmi kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) pada 25 September 2025. Dalam surat itu, federasi meminta agar penunjukan wasit diganti demi menjaga integritas dan netralitas pertandingan.
Namun, AFC menolak permintaan tersebut dengan alasan bahwa Ahmad Al Ali merupakan wasit berlisensi FIFA yang telah memiliki pengalaman panjang di level internasional.
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, mengatakan pihaknya menghormati keputusan akhir dari AFC dan berharap sang wasit dapat menunjukkan profesionalisme tertinggi saat memimpin laga Indonesia vs Arab Saudi.
“Kami menerima keputusan tersebut karena itu merupakan kewenangan penuh AFC. Kami berharap wasit bisa berlaku adil dan profesional,” ujar Yunus dalam pernyataan resmi di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Harapan untuk Fair Play di JeddahMeski keputusan penunjukan sudah bersifat final, PSSI tetap menegaskan pentingnya sportivitas dan keadilan selama pertandingan yang akan berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Kamis (9/10/2025) dini hari WIB.
“Kami sangat menantikan pertandingan yang menjunjung asas fair play. Harapannya, tidak ada keberpihakan yang bisa mencederai semangat kompetisi,” tegas Yunus.
Menurut data dari Transfermarkt, Ahmad Al Ali telah menjadi wasit internasional sejak 2016 dan telah memimpin lebih dari 50 pertandingan tingkat klub maupun antarnegara di bawah AFC.
Sepanjang kariernya, Al Ali sudah mengeluarkan 188 kartu kuning dan 9 kartu merah dari 56 laga.
Catatan ini menunjukkan karakter tegas sang wasit, meski tidak tergolong “ringan tangan” dalam memberikan hukuman.