Proses evakuasi Naomi dari titik ditemukan hingga ke bawah memakan waktu sekitar enam jam, dimulai pada pukul 10.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB. Tim SAR menyebutkan bahwa jalur yang diambil Naomi saat tersesat sangat jauh dari jalur pendakian resmi, dan ia sempat berada di area yang nyaris tembus ke Baturraden.
Penjelasan Tim SAR dan Kondisi Naomi
Menurut Sumarudin, salah satu anggota tim SAR Bambangan, Naomi ditemukan di jalur yang melenceng sangat jauh dari jalur resmi pendakian. Dia menyebutkan bahwa Naomi tersesat di luar jalur sejak Pos 9 dan kemudian memilih arah yang salah, menyusuri jalur yang sepi dan tidak ada pendaki lainnya.
"Dia salah jalur mulai dari atas batas vegetasi, mengambil jalur kanan. Tidak ada pendaki di sana, dan dia benar-benar sendirian. Jaraknya dari Pos 7 ke tempat dia ditemukan sekitar 3 kilometer,” jelas Sumarudin.
Meski tersesat, Naomi tetap bersikap tenang dan berusaha menjaga kondisi tubuhnya. Ia juga dilaporkan tidak mengalami luka yang serius meskipun sempat kelelahan dan mengalami beberapa luka ringan akibat medan yang sulit.
“Dia bawa roti satu bungkus dan berhasil menghemat makanannya. Setengah bungkus dimakan pada hari pertama, dan setengahnya lagi ia makan sedikit demi sedikit sampai akhirnya ditemukan,” tambah Sumarudin.
Baca Juga : Ini Kumpulan Game Telegram Seru yang Bakal Listing di Oktober 2024
Selain makanan, air menjadi sumber kehidupan penting bagi Naomi. Beruntung, di Gunung Slamet terdapat banyak sumber mata air yang aman untuk dikonsumsi, sehingga Naomi bisa bertahan dengan air yang ditemukan di perjalanan.
Kisah Naomi Daviola memberikan pelajaran penting bagi para pendaki, khususnya pendaki pemula yang sering kali mengikuti kegiatan open trip tanpa persiapan yang matang. Pendakian gunung, terutama gunung setinggi Slamet, membutuhkan perencanaan yang baik, termasuk perbekalan yang cukup, pemandu yang berpengalaman, dan selalu mengikuti jalur pendakian resmi.
Keterpisahan Naomi dari rombongannya menunjukkan betapa pentingnya untuk selalu bersama kelompok dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Selain itu, persiapan fisik dan mental juga sangat diperlukan untuk menghadapi kondisi alam yang tidak bisa diprediksi, seperti hujan dan medan yang berat.
Naomi kini telah kembali ke rumahnya di Semarang dan berkumpul dengan keluarganya. Pengalaman mendaki Gunung Slamet yang awalnya penuh tantangan kini menjadi kenangan penuh hikmah. Naomi sendiri berterima kasih kepada tim SAR dan semua pihak yang telah berusaha keras untuk menemukannya, serta menyampaikan bahwa dia tidak akan melupakan pengalaman berharga ini seumur hidupnya.*