Disambar Petir Tujuh Kali, Penjaga Taman Ini Tetap Selamat dan Jadi Legenda Hidup
MATAJAMBI.COM - Roy Cleveland Sullivan, seorang penjaga taman asal Virginia, Amerika Serikat, tercatat sebagai satu-satunya manusia dalam sejarah yang selamat dari sambaran petir sebanyak tujuh kali.
Kisahnya yang terdengar mustahil ini bukanlah fiksi ilmiah, melainkan fakta medis yang tercatat antara tahun 1942 hingga 1977, menjadikan Sullivan dijuluki sebagai manusia penangkal petir.
Sullivan mengabdi sebagai penjaga taman di Taman Nasional Shenandoah sejak tahun 1936.
Kariernya yang berlangsung lebih dari empat dekade tidak hanya mempertemukannya dengan keindahan alam, tetapi juga menghadapkan dirinya pada fenomena cuaca ekstrem yang mengancam nyawa.
Baca Juga: Hanya Butuh 1 Kemenangan Lagi! Timnas U-17 Indonesia Dekat ke Piala Dunia 2025
Insiden pertama terjadi pada April 1942, saat Sullivan sedang bertugas di menara pengintai yang belum dilengkapi sistem penangkal petir.
Ketika petir menyambar menara tersebut dan memicu kebakaran, ia melarikan diri, namun malah disambar di luar menara. Kakinya terluka dan sepatunya hangus terbakar.
Sambaran kedua terjadi hampir tiga dekade kemudian pada Juli 1969. Saat mengemudi di tengah badai, kilatan petir menerobos jendela truknya, menyebabkan ia kehilangan kesadaran dan mengalami luka bakar serius.
Insiden serupa kembali terjadi dalam rentang beberapa tahun berikutnya, tepatnya pada 1970, 1972, 1973, 1976, dan 1977. Setiap kali tersambar, tubuhnya mengalami luka bakar di berbagai bagian, dari bahu hingga perut, bahkan rambutnya sempat terbakar hingga habis.
Yang paling luar biasa, pada sambaran ketujuh di tahun 1977, Sullivan tengah memancing seorang diri ketika tubuhnya kembali dialiri petir. Meski mengalami luka serius, ia masih memiliki kekuatan untuk mengusir seekor beruang yang mencoba mencuri hasil tangkapannya.
Baca Juga: Viral di Indonesia! Tarian THR Dituding Mirip Ritual Yahudi, Benarkah?
Berbagai teori sempat bermunculan terkait keunikan Sullivan. Ada yang meyakini bahwa medan elektromagnetik tubuhnya memiliki daya tarik terhadap listrik statis, sementara yang lain menduga rutinitasnya sebagai penjaga taman membuatnya lebih sering berada di ruang terbuka yang rawan petir.
Namun, Sullivan sendiri menolak semua anggapan itu. Baginya, semua itu hanyalah kebetulan tragis yang tak bisa ia hindari.
Meski tubuhnya selamat berkali-kali dari maut, Sullivan harus menghadapi trauma dan tekanan psikologis yang terus meningkat.