MATAJAMBI.COM – Nama Ahmad Sahroni, anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, tengah menjadi sorotan tajam publik.
Setelah dilengserkan dari jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI dan dipindahkan ke Komisi I, politisi yang dikenal dengan gaya bicaranya blak-blakan itu kini diterpa isu baru kabur ke Singapura di tengah gelombang unjuk rasa mahasiswa dan masyarakat.
Isu kepergian Ahmad Sahroni ke Negeri Singa mencuat sejak 27 Agustus 2025. Akun media sosial @senjatanuklir membagikan tangkapan layar percakapan yang menyebut ia sudah meninggalkan Indonesia.
Foto seorang pria mirip Sahroni di bandara juga viral, tampak mengenakan jaket cokelat, topi hitam, dan earphone sambil bermain ponsel.
Akun lain, @irwandiferry, bahkan menegaskan bahwa sosok dalam foto tersebut adalah Ahmad Sahroni yang sedang bersiap terbang ke Singapura.
Kabar itu semakin menguat setelah Ferry Irwandi, founder Malaka Project, mengunggah sindiran keras lewat Instagram.
Ia menyebut bila benar Sahroni kabur, maka hal itu menunjukkan sikap pengecut seorang wakil rakyat.
“Mau kabur sejauh apapun, warga sipil akan selalu ada di mana-mana. Hadapi konsekuensi dari ucapan sendiri, jangan lari,” tulis Ferry.Sebelumnya, Sahroni melontarkan pernyataan yang memantik kontroversi. Menanggapi seruan “bubarkan DPR” yang digaungkan massa aksi pada 25 Agustus 2025, ia menyebut wacana itu sebagai ide “orang tolol sedunia”.
Pernyataan yang keluar sehari kemudian, tepatnya 26 Agustus, langsung memicu gelombang kemarahan masyarakat.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Iwan Setiawan, menilai ucapan Sahroni tidak bijak.
Menurutnya, seruan “bubarkan DPR” merupakan bentuk kekecewaan rakyat atas kinerja parlemen, terutama terkait kenaikan gaji dan tunjangan anggota dewan di tengah krisis ekonomi, PHK massal, dan melonjaknya harga kebutuhan pokok.
“Seharusnya seorang anggota DPR bisa meredam kekecewaan rakyat dengan memberikan solusi, bukan justru menyulut kemarahan dengan kata-kata kasar,” ujar Iwan.
Ia bahkan mengingatkan bahwa gaya komunikasi seperti ini bisa memicu aksi protes besar-besaran, sebagaimana yang terjadi di Pati, Jawa Tengah.
Pada 28 Agustus 2025, ribuan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI. Massa terus meneriakkan nama Ahmad Sahroni dan menuntut agar pintu gerbang dibuka. Mereka bahkan melempar petasan dan membakar ban, meski polisi berulang kali mengimbau agar aksi berjalan tertib.