MATAJAMBI.COM - Mesin cuci menjadi salah satu perangkat rumah tangga yang paling sering digunakan.
Rata-rata, sebuah keluarga bisa mencuci pakaian hingga 300 kali dalam setahun, atau sekitar enam kali dalam seminggu.
Dengan frekuensi sebesar itu, banyak orang beranggapan mesin cuci otomatis tetap bersih. Padahal kenyataannya justru sebaliknya.
Setiap kali digunakan, sisa kotoran, kulit mati, makanan, hingga kelebihan deterjen dapat menempel di drum, karet pintu, maupun laci deterjen.
Jika tidak rutin dibersihkan, residu ini bisa membentuk lapisan biofilm yang sulit hilang dan menjadi tempat berkembang biaknya bakteri maupun jamur.
Sebuah ulasan ilmiah pada 2024 bahkan menegaskan, bakteri dapat bertahan hidup di dalam mesin cuci dan berisiko mencemari cucian berikutnya.
Menurut Haven Chart, seorang pakar peralatan rumah tangga sekaligus mantan ahli binatu di Asko, penumpukan kotoran tersebut bisa menimbulkan bau tak sedap, merusak kualitas cucian, bahkan memperpendek usia pakai mesin cuci.
“Jika mesin jarang dibersihkan, bukan hanya pakaian yang berbau apek, tapi kinerja mesin pun jadi menurun,” ungkapnya.Kabar baiknya, membersihkan mesin cuci sebenarnya tidak sulit. Anda tidak perlu membeli cairan pembersih khusus yang mahal.
bahan alami yang mudah ditemukan di rumah, ditambah penggunaan air panas, mesin cuci bisa kembali bersih dan bebas dari kuman.
Patric Richardson, penulis sekaligus pakar laundry, menyarankan agar pemilik mesin cuci rutin merawat perangkat ini mulai dari bagian drum, filter, hingga dispenser sabun.
“Perawatan sederhana namun konsisten akan membuat mesin lebih awet sekaligus menjaga pakaian tetap segar dan higienis,” jelasnya.
Jadi, jangan tunggu sampai cucian Anda berbau tidak sedap. Mulailah membersihkan mesin cuci secara teratur agar alat tetap awet, pakaian lebih harum, dan kesehatan keluarga tetap terjaga.