JAKARTA, MATAJAMBI.COM - Mantan atlet bulu tangkis Indonesia, Luluk Hadianto, mengungkapkan kekhawatirannya tentang masa depan prestasi bulu tangkis nasional. Ia menyoroti masalah pembinaan yang tidak berjalan berkesinambungan, yang menurutnya bisa membuat prestasi bulu tangkis Indonesia semakin merosot jika tidak segera ditangani.
Luluk menyatakan bahwa diperlukan waktu sekitar 12 tahun untuk mengembalikan kejayaan bulu tangkis Indonesia. Ia mengacu pada program pembinaan PBSI di bawah kepemimpinan Try Sutrisno pada tahun 1985, di mana pemusatan pelatihan daerah (Pelatda) ada di setiap provinsi.
"Pembinaan di Pelatda pada waktu itu berhasil membina pemain dari klub-klub daerah, dan tujuh tahun kemudian, kita melihat hasilnya di Olimpiade Barcelona 1992," ujar Luluk, melansir dari RRI.
Pada masa itu, Indonesia berhasil meraih prestasi besar di Olimpiade, yang berlanjut hingga lima tahun berikutnya. Hal ini, menurut Luluk, menunjukkan pentingnya pembinaan jangka panjang yang konsisten.
Baca Juga : Kenduri Swarnabhumi 2024: Gubernur Jambi Ajak Masyarakat Lestarikan Warisan Sejarah dan Budaya Sungai Batanghari
Luluk juga menggarisbawahi kemajuan negara lain seperti Tiongkok, Prancis, dan India yang berhasil mencetak pemain-pemain muda berprestasi. Ia menegaskan bahwa Indonesia perlu memperhatikan ancaman ini dan segera memikirkan masa depan bulu tangkis nasional.
Menurut Luluk, PBSI perlu mengambil dua langkah awal untuk memperbaiki prestasi bulu tangkis: pertama, memaksimalkan potensi pemain muda penerus seperti Anthony Ginting, Jonathan Cristie, dan Gregoria Mariska Tunjung yang saat ini ada di Pelatnas.
Kedua, menghidupkan kembali Pelatda di setiap provinsi untuk menyaring pemain berbakat dari klub-klub daerah, dan tidak hanya bergantung pada empat klub besar seperti yang terjadi sekarang.
"Tidak kalah penting adalah pendanaan untuk pembinaan, yang bisa berasal dari pemerintah, donatur, atau perusahaan-perusahaan," tambah Luluk.
Ia yakin jika Pelatda dihidupkan kembali, para mantan pemain yang saat ini melatih di luar negeri akan kembali melatih di tanah air. "Setidaknya ada sekitar 150 mantan pemain yang melatih di luar negeri karena tidak ada sarana melatih di Indonesia setelah Pelatda dihapus," ujarnya.
Baca Juga : Darurat Karhutla: Api di Tanjung Johor dan Niaso di Kota Jambi Makin Dekat ke Pemukiman, Ini Kronologinya!
Dengan langkah-langkah tersebut, Luluk yakin bulu tangkis Indonesia yang sudah menjadi DNA prestasi olahraga nasional akan kembali berjaya. Saat ini, Gregoria Mariska Tunjung menjadi satu-satunya atlet bulu tangkis Indonesia yang meraih medali di Olimpiade Paris 2024.*