WASHINGTON DC, MATAJAMBI.COM - Ryan Routh, seorang pria berusia 58 tahun, ditangkap di dekat lapangan golf milik Donald Trump di Florida pada 15 September 2024. Ia diduga merencanakan upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat tersebut. Penangkapan ini mengungkap rencana terperinci yang diduga telah direncanakan selama beberapa bulan.
Rencana Pembunuhan yang Terungkap
Menurut dokumen pengadilan, Routh menuliskan niatnya untuk membunuh Trump dalam sebuah catatan yang disusun beberapa bulan sebelum penangkapannya. Catatan tersebut secara eksplisit menyebut aksi ini sebagai upaya pembunuhan terhadap salah satu tokoh politik paling berpengaruh di dunia. Berdasarkan laporan dari BBC News, jaksa penuntut telah menyatakan bahwa mereka akan menuntut Routh atas percobaan pembunuhan terhadap seorang kandidat politik besar.
Routh juga didakwa dengan dua tuduhan federal lainnya, salah satunya terkait kepemilikan senjata api. Ia diketahui sebagai seorang penjahat yang memiliki riwayat kriminal, dan penemuan senjata api tersebut menambah keseriusan kasusnya.
Bukti Kuat dari Rencana Penyerangan
Dalam investigasi yang dilakukan, ditemukan bahwa Routh tidak hanya merencanakan pembunuhan Trump, tetapi juga mencoba mengajak orang lain untuk terlibat. Ia bahkan menawarkan hadiah kepada siapa pun yang berhasil menyelesaikan "pekerjaan" tersebut. Routh diketahui mengirim kotak berisi amunisi, bahan bangunan, alat, dan surat kepada seorang saksi. Saksi ini, yang kemudian mengetahui rencana tersebut, segera melapor kepada pihak berwenang.
Baca Juga : Mendarat Mulus di IKN untuk Pertama Kalinya, Ini Spesifikasi Lengkap Pesawat Terbaru Presiden
Pada hari kejadian, seorang agen Secret Service melihat Routh bersembunyi di semak-semak dekat hole keenam di lapangan golf Trump. Saat agen melihat gerakan mencurigakan dari Routh yang tampaknya hendak mengangkat senjatanya, agen tersebut menembak, namun Routh tidak sempat melepaskan tembakan balasan. Ia sempat melarikan diri, tetapi kemudian ditangkap di Interstate 95 setelah seorang saksi melaporkan keberadaannya.
Bukti Senjata dan Daftar Pergerakan Trump
Saat penangkapan dilakukan, polisi menemukan senapan di lokasi bersama 11 peluru, salah satunya sudah terisi di dalam senapan. Dokumen pengadilan juga mengungkapkan bahwa Routh telah mengikuti pergerakan Trump sejak Agustus hingga September, dan ia memiliki daftar tanggal-tanggal penampilan publik mantan presiden tersebut.
Jaksa mendesak agar Routh tetap ditahan karena dianggap sebagai ancaman serius bagi masyarakat serta memiliki risiko pelarian. Mereka menegaskan bahwa tindakan dan bukti yang ditemukan menunjukkan niat serius Routh untuk melaksanakan rencana tersebut.
Sidang dakwaan Routh dijadwalkan pada 30 September 2024, di mana ia akan diminta untuk mengajukan pengakuan bersalah atau tidak bersalah. Kasus ini telah menarik perhatian publik, terutama karena melibatkan upaya pembunuhan terhadap tokoh politik besar seperti Donald Trump, yang masih memiliki pengaruh besar dalam kancah politik Amerika Serikat.
Penangkapan ini juga menyoroti pentingnya langkah-langkah keamanan dan perlindungan bagi mantan presiden, khususnya di tengah ancaman yang terus berkembang. Investigasi lebih lanjut masih berjalan, dan pengadilan akan menentukan nasib Routh dalam beberapa minggu ke depan.*