MATAJAMBI.COM-Sebuah video yang menunjukkan keluarga pasien meluapkan kemarahan di RSUD MHA Thalib Kerinci viral di media sosial. Insiden ini diduga dipicu oleh pembatalan operasi yang dijadwalkan karena tidak tersedianya peralatan medis esensial, seperti kain kasa.
Dalam video yang pertama kali diunggah oleh akun Facebook Firmawati, terlihat seorang anggota keluarga berteriak menuntut penjelasan dari pihak rumah sakit terkait kelalaian yang menyebabkan penundaan operasi pasien yang sudah dalam kondisi kritis.
Peristiwa ini mencuri perhatian publik dan memicu kritik tajam dari warga sekitar. Mereka menyayangkan pelayanan medis di rumah sakit pemerintah tersebut, yang seharusnya memberikan jaminan ketersediaan peralatan dasar.
“Ini bukan pertama kalinya kami mendengar kasus seperti ini. Seharusnya rumah sakit sudah siap dengan segala peralatan medis yang dibutuhkan,” ujar salah satu anggota keluarga dengan emosi yang memuncak. Kejadian ini juga memicu ketidakpuasan dari masyarakat lainnya yang turut menyaksikan insiden tersebut.
Baca Juga : Kebakaran di Kota Jambi Hanguskan Tiga Rumah, Satu Warga Alami Luka Bakar
Merespons situasi ini, Direktur RSUD MHA Thalib, Deby Zartika, memberikan klarifikasi bahwa sebenarnya peralatan yang dibutuhkan bukan kain kasa, melainkan gipsum yang memang tersedia di apotek internal rumah sakit.
Ia menjelaskan bahwa pihak rumah sakit telah memberikan informasi kepada keluarga pasien terkait prosedur yang diperlukan, termasuk adanya pengecekan terhadap status BPJS pasien yang ternyata sudah tidak aktif.
Sebelum operasi, istri pasien diminta mengambil gipsum di apotek rumah sakit, tetapi memilih mencari di apotek luar, yang kemudian berujung pada ketidaktersediaan barang tersebut.
Deby juga menambahkan, tindakan yang disebarkan di media sosial dianggap telah menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat. “Kami tidak pernah membedakan pelayanan untuk pasien umum atau BPJS, semua dilayani sesuai prosedur,” tegasnya.
Baca Juga : Waspada! Lakukan Cara Ini untuk Lindungi Nomor Telepon Kamu dari Jeratan Pinjol Ilegal
Menurut Deby, penundaan bukan disebabkan oleh kekurangan kain kasa, melainkan karena keluarga pasien yang memutuskan membeli peralatan di luar rumah sakit dan akhirnya mengalami kendala.
Insiden ini memunculkan kembali isu lama terkait kualitas pelayanan kesehatan di daerah, terutama dalam hal pengelolaan logistik rumah sakit. Masyarakat berharap agar pihak rumah sakit lebih responsif dan memprioritaskan pelayanan yang lebih baik bagi setiap pasien demi mencegah insiden serupa di masa depan.